Kampung Tanjung Soke, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat ternyata menyimpan kisah sejarah yang banyak tidak diketahui orang.
Kampung kedua paling ujung Kecamatan Bongan ini disebut menjadi bagian dari sejarah Lambang Komando Daerah Militer (Kodam) VI Mulawarman (Mlw) yang dulunya Kodam VI Tanjung Pura.
Gambar Mandau pada lambang Kodam VI Mlw berkaitan dengan Kampung Tanjung Soke. Informasinya Mandau yang menjadi lambang dimaksud merupakan benda pusaka asal kampung masyarakat Suku Dayak Luangan ini.
Dikatakan Petinggi Kampung Tanjung Soke melalui Sekretaris Kampung, Asrani, Mandau Pusaka tersebut memang merupakan milik nenek moyang mereka. Mandau tersebut bernama Mandau Pakulayu.
Pada 1995 Pangdam VI Tanjung Pura, Mayjen TNI Namuri Anoem S sengaja mengajak masyarakat bekerja sama membantu menyimpankan benda pusaka tersebut dengan iming-iming memberi bantuan bagi masyarakat.
"Saat beliau masuk Kaltim melihat lambang Kodam lantas menelusuri keberadaan Mandau tersebut. Saat diketahui asalnya lantas datang ke sini menemui Pak Atunsyah Petinggi Tanjung Soke kala itu untuk memintanya dengan pendekatan kekeluargaan untuk disimpan menjadi simbol Kodam," terang Asrani saat berbincang dengan awak media, di Balai Desa Tanjung Soke, Selasa (26/11).
Menurutnya, kala itu Pangdam secara khusus bersama prajurit menggunakan Helikopter untuk membawa Mandau. Sejak saat itu hubungan kekeluargaan Pangdam dan Tanjung Soke terjalin dengan baik.
Kodam sering memberikan bantuan bagi masyarakat. Bahkan setiap kali pergantian Panglima Kodam selalu ada tradisi penyerahan ulang mandau ke ahli waris Mandau untuk kemudian diserahkan kepada panglima baru. Tentunya didampingi tokoh masyarakat dan mulung (dukun) yang diundang secara khusus.
Hanya saja tradisi itu diakui sudah tidak dilakukan Kodam VI Mlw bahkan sudah tidak ada perhatian yang diberikan sebagai bagian kerja sama itu.
Karenanya, kata dia, ahli waris Mandau berniat meminta kembali Mandau Pusaka tersebut kembali disimpan ahli waris di Lamin Adat Tanjung Soke.
Terkait sejarah Mandau Pusaka, konon katanya Mandau asal usulnya dari nyaro atau betuah. Pemilik aslinya adalah hantu yang saat menggunakan Mandau membelah batu seperti membelah kayu.
Melihat kesaktian Mandau tersebut nenek moyang Suku Dayak Luangan lantas merampasnya dari hantu sang pemilik aslinya dan menjadi barang pusaka.
Saat dicoba, mandau bisa menimpas hingga jarak 10 meter seolah dapat memanjang sendiri.
Kemudian dibelah menjadi delapan bagian Mandau yang salah satu bagiannya disimpan di Tanjung Soke. Sebagian lainnya ada disimpan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Provinsi Kalimantan Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Kampung kedua paling ujung Kecamatan Bongan ini disebut menjadi bagian dari sejarah Lambang Komando Daerah Militer (Kodam) VI Mulawarman (Mlw) yang dulunya Kodam VI Tanjung Pura.
Gambar Mandau pada lambang Kodam VI Mlw berkaitan dengan Kampung Tanjung Soke. Informasinya Mandau yang menjadi lambang dimaksud merupakan benda pusaka asal kampung masyarakat Suku Dayak Luangan ini.
Dikatakan Petinggi Kampung Tanjung Soke melalui Sekretaris Kampung, Asrani, Mandau Pusaka tersebut memang merupakan milik nenek moyang mereka. Mandau tersebut bernama Mandau Pakulayu.
Pada 1995 Pangdam VI Tanjung Pura, Mayjen TNI Namuri Anoem S sengaja mengajak masyarakat bekerja sama membantu menyimpankan benda pusaka tersebut dengan iming-iming memberi bantuan bagi masyarakat.
"Saat beliau masuk Kaltim melihat lambang Kodam lantas menelusuri keberadaan Mandau tersebut. Saat diketahui asalnya lantas datang ke sini menemui Pak Atunsyah Petinggi Tanjung Soke kala itu untuk memintanya dengan pendekatan kekeluargaan untuk disimpan menjadi simbol Kodam," terang Asrani saat berbincang dengan awak media, di Balai Desa Tanjung Soke, Selasa (26/11).
Menurutnya, kala itu Pangdam secara khusus bersama prajurit menggunakan Helikopter untuk membawa Mandau. Sejak saat itu hubungan kekeluargaan Pangdam dan Tanjung Soke terjalin dengan baik.
Kodam sering memberikan bantuan bagi masyarakat. Bahkan setiap kali pergantian Panglima Kodam selalu ada tradisi penyerahan ulang mandau ke ahli waris Mandau untuk kemudian diserahkan kepada panglima baru. Tentunya didampingi tokoh masyarakat dan mulung (dukun) yang diundang secara khusus.
Hanya saja tradisi itu diakui sudah tidak dilakukan Kodam VI Mlw bahkan sudah tidak ada perhatian yang diberikan sebagai bagian kerja sama itu.
Karenanya, kata dia, ahli waris Mandau berniat meminta kembali Mandau Pusaka tersebut kembali disimpan ahli waris di Lamin Adat Tanjung Soke.
Terkait sejarah Mandau Pusaka, konon katanya Mandau asal usulnya dari nyaro atau betuah. Pemilik aslinya adalah hantu yang saat menggunakan Mandau membelah batu seperti membelah kayu.
Melihat kesaktian Mandau tersebut nenek moyang Suku Dayak Luangan lantas merampasnya dari hantu sang pemilik aslinya dan menjadi barang pusaka.
Saat dicoba, mandau bisa menimpas hingga jarak 10 meter seolah dapat memanjang sendiri.
Kemudian dibelah menjadi delapan bagian Mandau yang salah satu bagiannya disimpan di Tanjung Soke. Sebagian lainnya ada disimpan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Provinsi Kalimantan Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019