Lahan tanaman pangan di Provinsi Kaltim disebut cukup potensial untuk mendukung pemenuhan kebutuhan panganIbu Kota Negara (IKN) yang rencananya dipindah di daerah ini.


Berdasarkan data Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikulktura Kaltim tahun 2018, luas lahan pertanian Kaltim mencapai 9.972.777,4 hektare dari luas total wilayah Kecamatan mencapai 14.156.489 hektar.

Angka tersebut terdiri atas lahan sawah mencapai 93.045,5 hektare dan lahan bukan sawah mencapai 9.879.730,9 hektare.  Selebihnya seluas 4.183.711,6 hektare merupakan lahan bukan pertanian yang terdiri dari jalan, pemukiman, perkantoran, sungai dan lain lain.

Untuk lahan sawah terdiri dari sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah rawa pasang surut, dan sawah rawa lebak. Sedangkan lahan pertanian bukan sawah meliputi tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan, hutan rakyat, padang penggembalaan/padang rumput, hutan negara, sementara tidak diusahakan, dan  yang lainnya seperti tambak, kolam, empang dan lain lain.
    
"Dari luas lahan pertanian yang ada saat ini, khusus pemenuhan ketersedian beras di Kaltim pada 2018 mencapai 288.353 ton atau 87,80 persen dari kebutuhan 328.423 ton pertahun. Artinya Kaltim masih kekurangan pemenuhan ketersedian beras mencapai 40.070 ton atau 12,20persen," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Uni Gamayati.

Hanya saja jika potensi lahan pertanian yang ada dioptimalkan produksinya, dia mengaku yakin pada saatnya kebutuhan ketersedian beras dimaksud akan terpenuhi.

Menurutnya, Kaltim melalui Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura masih terus mengupayakan pengembangan tanaman pangan dan palawija untuk pemantapan ketahanan pangan, dan mendapatkan anggaran yang cukup besar dari APBN dan APBD.

Itu untuk pengembangan padi seluas 40.000 hektare dan jagung hibrida seluas 8.200 hektare yang tersebar di Kabupaten/Kota. Dengan kegiatan tersebut diharapakan bisa dicapai swasembada pangan.

Dalam rangka pencapaian target tersebut pemerintah telah memprogramkan upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung,dan kedele, disamping itu didukung juga dengan  program kegiatan berupa bantuan alat mesin pertanian prapanen dan pascapanen dan juga bantuan pengamanan produksi dari gangguan hama dan penyakit tanaman seperti pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

"Tahun 2018/2019 produksi jagung Kaltim meningkat 200 persen dibanding 2017 atau saat ini sudah surplus sebesar 64.111 ton dari produksi 2017 sebesar 56.597 ton meningkat menjadi 103.103 ton pada 2019. Dan untuk produksi padi mengalami kenaikan yang cukup signfikan dimana pada tahun 2017 produksiya  400.102 ton meningkat menjadi 459.600 ton pada tahun 2018/2019," sebutnya.
Hamparan Lahan Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (Antaranews Kaltim/Ist/Humas Pemprov Kaltim)

Dia berharap ke depan diagendakan secara rutin pertemuan lintas sektor baik provinsi, kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan terkait untuk mempersiapkan lebih serius program prioritas pengembangan tanaman padi dan palawija.

Mengingat, mewujudkan pencapaian target swasembada hanya bisa dilakukan jika dilakukan secara bersama lintas sektor terkait.Sebab banyak hal yang mesti dipenuhi sebagai penunjangnya.

Sebagai contoh terkait daya dukung infrastruktur irigasi untuk meningkatkan produksi melalui penambahan musim tanam, dibutuhkan bendungan untuk menjamin ketersedaian air saat musim kemarau.

"Saat ini daya dukungnya masih kurang. Petani masih sebatas panen satu tahun dua kali.Padahal bisa ditingkatkan panen tiga kali dalam setahun. Ini bisa dilakukan di Penajam Paser Utara dan Paser jika Bendung Talake sudah operasional," katanya.

Untuk diketahui, pemerintah mengambil langkah cepat guna mendukung persiapan pemindahan ibu kota pemerintah di PPU dan Kukar, salah satu dalam pemenuhanan kebutuhan pangan untuk IKN baru.

Menteri Pertanian kala itu, Amran Sulaiman telah menyiapkan strategi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Ibukota Negara yang baru. Karena Pemerintah telah memiliki slogan yakni "Kota Baru Mandiri Pangan".

Mimpi besarnya, menyiapkan pangan untuk penduduk di Ibu Kota Negara yang baru ini lebih awal.Karena rencananya nanti, katakanlah Insya Allah pindah 2024, umur holtikultura 2-3 tahun sudah berbuah.Jadi kita siapkan lebih awal, katanya.

Nantinya bakal ada pembagian masing-masing cluster di 10 kota dan kabupaten di Kaltim untuk memenuhi kebutuhan pangan Ibu Kota Negara baru. Bukan saja ketersedian beras, tapi juga, daging sapi maupun daging ayam termasuk bawang dan cabai.

Diingatkan agar seluruh kabupaten/kota di Kaltim, ada 10 daerah dibuat seperti cluster.  Katakanlah kabupaten A mensuplai ayam, kabupaten B mensuplai sapi, kabupaten C mensuplai bawang merah, bawang putih dan seterusnya.

Sehingga seluruh kebutuhan di ibu kota negara ini dipenuhi oleh masyarakat setempat, jadi kita berdasarkan agro crimer dan cultur masyarakat setempat.
Bupati Kutim H Ismunandar, Wabup Kasmidi Bulang dan Camat Long Mesangat sedang mencoba menanam jagung dengan alat pertanian modern.
 (Foto: Antaranews Kaltim/Wahyu/Humas Kutim))

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim melalui Kabid Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal, Riawati mengatakan, terkait upaya menarik minat investor, pemprov menawarkan memberi insentif kepada investor. 

Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Kaltim.

Insentif yang diberikan berupa pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah, pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah, dan pemberian bantuan penyertaan modal dan/atau subsidi bunga pinjaman di bank milik daerah.

"Kita juga bakal memberikan kemudahan yang berbentuk penyediaan data dan informasi penanaman modal sektor potensial dan peluang kemitraan, penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan lahan atau lokasi, pemberian bantuan teknis, dan/atau percepatan pemberian perizinan," katanya.

Dia berharap berbagai insentif dan kemudahan yang diberikan meningkatkan minat investor mendukung program Pemprov Kaltim meningkatkan usaha sektor pangan tanaman pangan dan hortikultura.

Berdasarkan rilis DPMPTSP Kaltim, realisasi investasi PMDN yang dicapai sampai triwulan II (April-Juni) 2019 menunjukkan subsektor pertambangan mengalami penambahan investasi yang besar yaitu mencapai Rp10,55 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha yaitu sebesar 86,76 persen. Subsektor tanaman pangan dan perkebunan berada diurutan kedua kontributor terbesar yaitu mencapai Rp890,28 miliar atau 7,32 persen, urutan ketiga terbesar adalah industri makanan sebesar Rp353,19 miliar atau 2,90 persen.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019