Samarinda  (ANTARA News Kaltim) - Sebanyak 30 wartawan olahraga di Samarinda mengikuti pelatihan Jurnalistik yang digelar Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Kaltim di Gedung PWI Kaltim Jalan Biola Samarinda, Kamis.

"Pelatihan ini menghadirkan empat nara sumber, yakni yang terkait dengan teknik penulisan berita olahraga, tentang istilah dan teknis dalam cabang olahraga pencak silat, gulat, dan anggar," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, H Maturidi saat membuka kegiatan, Kamis.

Menurut Maturidi, sebagian besar peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah wartawan olaharga sehingga sudah banyak yang mengetahui istilah olaharga.

Namun demikian, tentu masih ada beberapa masalah teknis yang belum diketahui, sehingga pelatihan ini akan sangat membantu dalam karya tulis tentang olaharga, tujuannya adalah agar lebih menarik dalam penulisannya.

Sementara itu, Ketua Siwo PWI Kaltim Datu Iskandar Zulakarnaen mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan wartawan di Samarinda lebih profesional, pasalnya banyak istilah-istilah dalam olahraga yang mungkin saja belum diketahui wartawan.

"Sebagai wartawan, harus terus menerus menggali ilmu agar gaya penulisan dan kosa kata yang dimiliki semakin banyak. Jika ada yang merasa ilmunya sudah tinggi dan tidak mau belajar lagi, maka orang tersebut bisa dikatakan sudah mati," kata Iskandar.

Sedangkan nara sumber yang juga wartawan olahraga senior di Kaltim, Sa'adillah Hasbulah mengatakan dalam menulis berita olahraga, unusur yang terkandung di dalamnya sama dengan penulisan berita lain, yakni tetap mengacu pada unsure 5W plus 1 H.

Namun demikian, olahraga merupakan hal yang spesifik, sehingga wartawan olahraga harus mengetahui tentang istem, teknis, dan istilah tertentu yang digunakan dalam setiap cabang olahraga. Tujuannya adalah agar tidak sulit dalam menulis berita yang akan disajikan.

"Gaya penulisan dalam berita olahraga juga harus dapat menarik pembaca atau pendengarnya, untuk itu harus menggunakan kata-kata yang jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari, namun bahasa tersebut tetap dapat dimengerti masyarakat luas," katanya.

Sementara pelatih gulat Kaltim, Saleh Basire yang juga menjadi nara sumber mengatakan, bahwa dalam gulat memiliki dua gaya, yakni gaya grego dan gaya bebas. Sedangkan nilai yang dapat diperoleh dalam gulat adalah 1,2,3 dan 5. Nilai 4 tidak ada dalam gulat.

Untuk dapat mengantongi nilai 1, maka pegulat harus dapat menguasai atau mengunci lawan dalam keadaan part terre (separuh tidur) atau tengkurap. Untuk mendapat nilai 2, pegulat harus dapat mengguling dan memutar lawan selama tiga detik.

Kemudian untuk memperoleh nilai 3, pegulat harus dapat membanting sampai posisi kaki lawan terangkat. Sedangkan untuk dapat memperoleh nilai 5, maka pegulat harus membanting lawan melalui bahu, yakni dengan cara lawan diangkat lalu dibanting. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012