Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sedikitnya 18 komunitas telah menyatakan akan ikut pada aksi lingkungan Earth Hour Samarinda dengan cara mematikan lampu atau alat listrik lainnya yang akan dilaksanakan pada Sabtu (31/3) pukul 20.30-21.30 Wita.

"Aksi Earth Hour Samarinda ini sebagai bagian aksi dari 26 kota di Indonesia yang terlibat dalam aksi lingkungan Earth Hour 2012. Gagasan ini dimulai dari komunikasi berbagai pihak termasuk komunitas melalui jejaring sosial," ungkap Koordinator aksi lingkungan "Earth Hour Samarinda", Emma Elhandari, melalui rilisnya kepada ANTARA, Kamis.

Ke-18 komunitas yang telah menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam aksi "earth hour" Samarinda yakni, komunitas Sepeda Fixie Samarinda, Stand up Comedy, Borneo Go Green, Bank Sampah, Samarinda Berkebun, Akademi Berbagi Samarinda, Komunitas Blogdetik Samarinda, Samarinda Backpackers Community, Samarinda Reage, Samarinda Human Beatbox Community, Parkour Samarinda, iSamarinda, About_Samarinda, Samarinda Update, Kuliner Tepian, serta pelaku usaha, seperti East Kalimantan Center dan Moms Laundry.

"Earth Hour Samarinda bukanlah sekedar gerakan yang ikut-ikutan tetapi kami mencoba memulai dari hal yang mampu dilakukan untuk memperbaiki wajah kota Samarinda. Kegiatan ini dibangun dari pertemuan di jejaring sosial dan didukung oleh berbagai komunitas yang menggunakan jejaring sosial dan peduli pada masalah lingkungan," kata Emma Elhandari.

Earth Hour Samarinda, lanjut Emma Elhandari, telah mendapat dukungan dari Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak.

Gubernur telah menyatakan dukungannya pada aksi Earth Hour Samarinda.

Menurut Gubernur, katanya, kegiatan Earth Hour ini sejalan dengan visi dan misi serta program Kaltim Green Pemerintah Provinsi Kaltim.

"Beliau juga bersedia meminjamkan halaman Kantor Gubernur sebagai tempat pelaksanaan aksi Earth Hour Samarinda dan akan menginstruksikan kepada SKPD yang berada di Kota Samarinda untuk berpartisipasi pada acara tersebut dan meminta mendukung acara tersebut dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama satu jam tepat pada pukul 20.30 hingga 21.30 Wita," katanya.

Gubernur, lanjut dia, juga akan menginstruksikan mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai untuk Gedung Kantor Gubernur, Lamin Etam dan Gedung Kantor Bank Indonesia.

Puncak acara Earth Hour di Samarinda lanjut Emma Elhandari yakni pada Sabtu (31/3) pukul 20.00 hingga 22.00 wita di halaman Kantor Gubernur Kaltim dengan pemadaman lampu gedung-gedung ikon kota Samarinda seperti Kantor Gubernur Kaltim, Lamin Etam dan gedung Kantor Bank Indonesia.

"Pelaksanaan Earth Hour ini baru pertama kali diikuti oleh berbagai komunitas di Samarinda. Aksi ini merupakan inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama satu jam, pada setiap Sabtu di minggu ke-3 Maret setiap tahunnya," katanya.

"Tahun ini (2012) merupakan kali keenam dilaksanakannya aksi global ini. Earth hour berawal dari kampanye di kota Sydney, Australia, dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak lima persen pada 2007," ungkap Emma Elhandari.

Walaupun tingkat konsumsi energi di Kota Samarinda belum sebesar konsumsi kota besar lain di Indonesia namun, kata Emma, melalui aksi Earth Hour tersebut akan memberikan arti penting energi dan memulai untuk mengubah gaya hidup agar lebih berguna bagi sesama dan bumi.

"Dengan adanya aksi di 26 kota di Indonesia akan bisa menghemat 5.580 mega watt listrik, hanya dengan mematikan dua lampu selama satu jam sama dengan mengistirahatkan satu pembangkit listrik yang dapat menyalakan 900 desa. Artinya, setara dengan daya serap emisi dari 267 pohon yang berusia 20 tahun dan menghasilkan ketersedian oksigen kurang lebih 534 orang," katanya.

Ia menambahkan, bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja tetapi harus terus dibuktikan setiap hari dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain.

Hingga 2011 sudah 135 negara secara serentak telah berpartisipasi dalam Earth Hour dengan melibatkan 80 ibu kota negara di antara 5251 kota yang berkomitmen dengan lebih dari 1700 ikon negara/kota yang dimatikan serta mencapai tingkat partisipasi sebesar 1,8 miliar penduduk dunia.

"Dengan pencapaian ini, Earth Hour merupakan gerakan konservasi lingkungan yang terbesar di dunia hingga saat ini," ungkap Emma Elhandari.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012