Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Banjir disertai lumpur menerjang belasan rumah warga di Jalan Padat Karya Gang Sayur Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat.

Informasi yang berhasil dihimpun di lokasi menyebutkan, banjir yang melanda kawasan Jalan Padat Karya Gang Sayur Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara tersebut mulai berlangsung pada Jumat dinihari sekitar pukul 01.00 Wita.

"Sekitar pukul 01.00 Wita, saya melihat tanggul penampungan air milik perusahaan batu bara yang berada di dekat areal pemukiman warga dibuka. Tiba-tiba air langsung meluap dan menggenangi rumah warga. Arus air disertai lumpur arusnya cukup deras sehingga hanya beberapa menit saja, rumah warga langsung terendam. Ketinggian air bahkan sempat mencapai pinggang orang dewasa," ungkap salah seorang warga yang rumahnya juga sempat terendam, Gatot Sukirman, ditemui di, Jumat sore.

Air mulai surut kata Gatot Sukirman sekitar pukul 03.00 Wita, setelah pihak perusahaan tambang batu bara itu menutup kembali tanggul penahan air.

"Warga sempat marah dan nyaris membakar beberapa kendaraan yang ada di areal tambang batu bara itu. Kami sudah membawa bensin karena sangat kesal dengan ulah pihak perusahaan yang telah membuka tanggul penampungan airnya tanpa ada drainase sehingga air itu masuk ke rumah-rumah warga," katanya.

"Namun sesaat setelah kedatangan kami yakni sekitar pukul 03.00 Wita tanggul itu kemudian ditutup dan air lalu berangsur-angsur surut," ungkap Gatot Sukirman.

Selain merusak berbagai perabotan dan harta benda warga, banjir disertai lumpur lumpur tersebut juga menyebabkan sekitar 4. 500 ikan lele peliharaan salah seorang warga lepas.

"Tadi siang, pihak perwakilan perusahaan dan pak Lurah serta pak Camat sudah menemui warga dan mendata rumah serta harta benda kami yang rusak. Selain ganti rugi kami juga meminta pihak perusahaan agar segera membuat parit sebab warga sudah mengajukannya ke pihak perusahaan sejak tiga bulan lalu namun tidak ditanggapi," kata Gatot Sukirman.

Dari pantauan hingga Jumat sore, beberapa warga terlihat membersihkan sisa-sisa lumpur yang masih tergenang di rumah mereka.

"Masih ada beberapa rumah warga yang tergenang dan sebagian besar sudah tidak ada lagi air tetapi kami berupaya membersihkan lumpur yang tersisa," ungkap seorang warga lainnya, Winarko.

Banjir yang terjadi pada Jumat dinihari itu lanjut Winarko merupakan banjir terparah sejak dua tahun terakhir.

"Setiap selesai hujan daerah ini langsung terendam dan kali ini merupakan banjir terparah. Selama ini, tidak pernah ada perhatian dari PT SB, perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di sekitar rumah warga itu," kata Winarko.

Selain menyebabkan terjadinya banjir, aktivitas perusahaan tambang batu bara yang berada di dekat pemukiman warga itu juga sangat mengganggu sebab menyebabkan kebisingan.

"Kami sudah sering memprotes baik ke perusahaan maupun pemerintah namun sampai saat ini perusahaan itu tetap beroperasi," kata Winarko.  (*)


Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012