Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor menegaskan boikot Amerika Serikat terhadap minyak kepala sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia tidak akan menghambat produksi CPO Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur.

"Indonesia juga tidak perlu serius menanggapi penolakan Amerika Serikat atas produksi minyak sawit mentah dari Indonesia, yang diberlakukan sejak 28 Januari 2012, karena hanya sedikit sekali CPO Indonesia yang masuk pasar ekspor Amerika Serikat," kata Isran Noor di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Sabtu.

Menurut Isran yang juga Bupati Kutai Timur, pasar besar CPO Indonesia adalah ke China, Korea, India, Jepang dan negara Asia dan Asean, termasuk untuk kebutuhan dalam negeri sendiri.

Dikatakan Isran Noor, berdasarkan data bahwa ekspor minyak kepala sawit mentah Indonesia masuk pasar ke Amerika tahun 2011 lalu hanya sebanyak 62 ribu ton dari total produksi Indonesia sebesar 23,5 juta ton.

Sedangkan untuk jumlah ekspor CPO mencapai 16,5 juta ton selama tahun 2011 dengan total nilai sekitar 68,2 juta dolar AS.

"Tidak perlu menjual ke Amerika serikat, biar diboikot tidak ada urusan itu," tegas Isran Noor, yang juga salah satu Ketua DPP Partai Demokrat, saat menggelar confrence pers di rumah jabatan, di kawasan Bukit Pelangi, Sangatta.

Sedangkan Kepala Humas PT Swakarsa Sinar Sentosa (Swakarsa Group) Ir H Alim Johar mengatakan, larangan minyak mentah Indonesia masuk Amerika Serikat sejak Januari 2012 tidak memengaruhi proses produksi CPO perusahaannya.

"Tidak pengaruh bagi Swakarsa Group, bahkan target kita produk akan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan beberapa negara dan kebutuhan dalam negeri," katanya.

Ia mengatakan, ekspor CPO Indonesia ke Amerika sangat kecil yakni berkisar 5 persen dari total produksi sehingga tidak akan berpengaruh terhadap produksi nasional.

Jadi kalau target produksi CPO Indonesia tahun 2012 meningkat menjadi 25 juta ton maka target ekspor kelapa sawit pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 17,5-18 juta ton atau hanya di bawah 1 juta ton yang masuk Amerika serikat. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012