Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Tokoh adat etnis Kutai, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, H Nasrullah, tetap konsisten melestarikan kesenian daerah etnis Kutai dengan melakukan pembinaan terhadap generasi muda meski peminatnya sangat minim.

"Pembinaan tetap berjalan, namun peminatnya sangat minim, kalaupun ada hanya beberapa orang remaja saja. Itulah makanya setiap ada undangan untuk tampil di sebuah acara, baik acara resmi pemerintah maupun acara lainnya, yang tampil selalu yang tua-tua," ujarnya di Sangatta, Kutai Timur, Sabtu.

Ia mengatakan, seluruh pemain Tari Jepen masih didominasi orang tua dengan usia rata-rata di atas 40 tahun, seperti penyanyi, serta pemain tingkilan dan gambus. Sedangkan yang usianya di bawah 23 tahun hanya para penari.

"Mereka (para penari) tidak bisa menyanyi daerah dan tidak bisa memainkan alat gambusnya," ujar Nasrullah yang biasa dipanggil Nek Tuk.

Karena itulah, Nek Tuk yang kini berusia 64 tahun itu sangat prihatin karena pembinaan terhadap kesenian daerah etnis Kutai tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Anak-anak generasi muda suku Kutai sekarang, ujarnya, kurang berminat untuk mempelajari kesenian Jepen dan budaya Kutai lainnya.

Menurut Nek Tuk, kurang minat generasi muda untuk belajar kesenian daerahnya, seperti tarian jepen, menimbulkan kekhawatiran bahwa dalam beberapa tahun ke depan tidak ada lagi generasi penerus yang melestarikan kesenian daerah Kutai.

"Kami terus berupaya membujuk anak-anak agar mau belajar kesenian atau tarian khas Kutai, belajar dan mengetahui budaya Kutai agar tidak punah ditelan zaman. Tetapi sampai sekarang tetap saja minat generasi muda masih sangat kurang," katanya.

Ia mengatakan, kurang berminatnya anak-anak Kutai belajar kesenian etnis Kutai karena banyak hal, salah satunya karena gengsi menggunakan peralatan yang dinilai kuno, sebab alat yang digunakan diakui sudah tua.

Alat kesenian seperti gitar, gendang dan alat lainnya, kata Nek Tuk, masih bantuan Pemkab beberapa tahun lalu yang kondisinya sudah tua.

Nek Tuk mengatakan, keinginan pihak adat Kutai terutama para pembina/pengurus kesenian daerah adat sudah berusaha mencari dana dan mengajukan permohonan ke Pemkab Kutai Timur untuk membeli peralatan yang lebih baik namun tidak ada respons.

"Kami sudah berusaha mencari dana ke pihak swasta, termasuk setiap tahun kami mengajukan/usulkan anggaran ke Pemerintah daerah, untuk membeli peralatan yang lebih modern untuk merangsang anak-anak ingin belajar, namun tidak ada juga hasilnya," kata Nek Tuk.  (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012