Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Petambak dan petani keramba Kalimantan Timur per tahun membutuhkan empat miliar benih ikan namun persediaan lokal hanya mampu memenuhi 10 persen, sedangkan sisanya dari pasokan daerah lain.

"Terkait dengan kebutuhan benih yang besar di Kaltim ini sehingga ada peluang besar untuk usaha pengembangan benih ikan sehingga tidak perlu memasok dari luar daerah agar harganya lebih murah," tutur Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim, Iwan Mulyana di Samarinda, Selasa.

Iwan yang didampingi Kepala Bidang Pembudidayaan Perikanan Rusdi Supangat melanjutkan bahwa guna menutupi kekurangan berbagai jenis benih ikan tersebut, Kaltim harus mendatangkan 90 persen lebih benih ikan dari daerah lain, seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa.

Kendala yang dihadapi jika harus mendatang benih dari luar daerah adalah, belum tentu semua benih yang diangkut dalam kondisi hidup ketika tiba di tujuan.

Biasanya dari total jumlah yang dikirim itu, hanya sekitar 50 persen yang dapat bertahan hidup dan sehat.

Benih yang dibutuhkan Kaltim itu antara lain untuk pengembangan berbagai jenis perikanan baik kolam, keramba, tambak dan lainnya. Sedangkan hasil target produksi Kaltim untuk keramba paling tidak 10 ton dalam satu tahun.

Apabila benihnya ada 90 juta dan yang mampu hidup hanya 50 persen, berarti hanya 45 juta benih yang hidup sehingga hasilnya hanya 5 ton. Terkait dengan itu, maka target yang diinginkan tidak tercapai karena masih kurang 5 ton.

Minimnya produktivitas ikan di Kaltim juga terkait beberapa faktor, antara lain masalah sumber daya manusia (SDM), bahan keramba, benih serta pakannya. Namun sebagian besar disebabkan oleh minimnya pengetahuan petani keramba tentang pembudidayaan benih ikan.

Kelemahan pada sektor SDM itu setidaknya bisa dilihat pada pembenihan ikan di Loa Kulu, Samarinda. Untuk budidaya di kawasan itu, paling tidak diperlukan 100 juta benih ikan, namun karena SDM yang kurang, maka benih yang diperlukan tidak pernah bisa dicapai.

Terkait dengan itu, pihaknya berupaya untuk mengatasinya dengan melakukan pengiriman SDM melalui sistem magang, pelatihan dan belajar di tempat yang sudah maju dalam pengembangan benih dan keramba.

Pengiriman dan kerja sama pemagangan itu tersebar di sejumlah daerah, yakni disesuaikan dengan kondisi dan potensi di masing-masing daerah pengembangannya, misalnya untuk benih ikan air tawar belajar di Suka Bumi, Jawa Barat, sedangkan pengembangan Bandeng dilakukan di Bali. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012