Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Timur menyalurkan ribuan liter air bersih untuk korban bencana banjir di Kota Samarinda dan sekitar karena persediaan air bersih warga menipis.
"Akibat banjir sumber air bersih yang digunakan warga rusak, keruh dan kotor, sehingga kami mengerahkan relawan untuk menyalurkan air bersih ke beberapa titik permukiman," kata Kepala Markas PMI Kaltim Mesdiono Matali melalui sambungan telepon, Senin.
Menurut dia, air bersih yang didistribusikan untuk korban banjir tersebut juga dibantu oleh PDAM setempat untuk diberikan kepada 330 kepala keluarga atau 1.600 jiwa di RT 21, Perum Bengkuring, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara.
Penyaluran air bersih ini akan terus dilakukan ke lokasi lainnya, karena kebutuhannya terus meningkat setelah banjir yang melanda beberapa wilayah di Samarinda. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini pihaknya berkoordinasi dengan instansi lain seperti PDAM dan lainnya.
Tidak hanya air bersih, PMI pun sudah mulai menyebarkan bantuan darurat yang dibutuhkan korban banjir, selain itu melakukan patroli bersama anggota TNI dan Polri untuk mengantisipasi korban yang terjebak banjir dan harus dievakuasi.
Beberapa hari lalu, tim mengevakuasi ibu hamil warga Jalan Gunung Lingai bersama pihak kepolisian dan tim ambulans PMI dengan menerjang luapan banjir untuk segera mendapatkan penanganan medis ke Klinik Bersalin Kartika Jaya Jalan Merdeka 3, Samarinda.
Ambulans PMI mendapatkan pengawalan khusus dari Wakapolres dan Wakasat Lantas Polres Samarinda. Banjir terjadi sejak 6 Juni karena hujan intensitas sedang mengguyur Kota Samarinda sepanjang hari.
"Relawan kami sudah disebar di beberapa titik untuk membantu warga mulai dari mendistribusikan bantuan, termasuk air bersih hingga proses evakuasi. Tim medis PMI pun disiagakan untuk memeriksa kondisi kesehatan korban," katanya.
Pelayanan kepada korban banjir dilakukan hingga masa tanggap darurat bencana berakhir, namun demikian bantuan akan terus didistribusikan untuk warga yang membutuhkan usai tanggap darurat bencana dicabut pemerintah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Akibat banjir sumber air bersih yang digunakan warga rusak, keruh dan kotor, sehingga kami mengerahkan relawan untuk menyalurkan air bersih ke beberapa titik permukiman," kata Kepala Markas PMI Kaltim Mesdiono Matali melalui sambungan telepon, Senin.
Menurut dia, air bersih yang didistribusikan untuk korban banjir tersebut juga dibantu oleh PDAM setempat untuk diberikan kepada 330 kepala keluarga atau 1.600 jiwa di RT 21, Perum Bengkuring, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara.
Penyaluran air bersih ini akan terus dilakukan ke lokasi lainnya, karena kebutuhannya terus meningkat setelah banjir yang melanda beberapa wilayah di Samarinda. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini pihaknya berkoordinasi dengan instansi lain seperti PDAM dan lainnya.
Tidak hanya air bersih, PMI pun sudah mulai menyebarkan bantuan darurat yang dibutuhkan korban banjir, selain itu melakukan patroli bersama anggota TNI dan Polri untuk mengantisipasi korban yang terjebak banjir dan harus dievakuasi.
Beberapa hari lalu, tim mengevakuasi ibu hamil warga Jalan Gunung Lingai bersama pihak kepolisian dan tim ambulans PMI dengan menerjang luapan banjir untuk segera mendapatkan penanganan medis ke Klinik Bersalin Kartika Jaya Jalan Merdeka 3, Samarinda.
Ambulans PMI mendapatkan pengawalan khusus dari Wakapolres dan Wakasat Lantas Polres Samarinda. Banjir terjadi sejak 6 Juni karena hujan intensitas sedang mengguyur Kota Samarinda sepanjang hari.
"Relawan kami sudah disebar di beberapa titik untuk membantu warga mulai dari mendistribusikan bantuan, termasuk air bersih hingga proses evakuasi. Tim medis PMI pun disiagakan untuk memeriksa kondisi kesehatan korban," katanya.
Pelayanan kepada korban banjir dilakukan hingga masa tanggap darurat bencana berakhir, namun demikian bantuan akan terus didistribusikan untuk warga yang membutuhkan usai tanggap darurat bencana dicabut pemerintah setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019