Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan peluang usaha di provinsi itu masih terbuka lebar, apalagi pemerintah pusat telah menetapkan Kaltim sebagai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka menyukseskan MP3EI antara lain pembangunan jalan tol, Bandara, pabrik gas dan kondensat di Bontang, dan klaster industri pertanian dan Oleochemical di Maloy, Kutai Timir, termasuk pengembangan kawasan padi dan tanaman pangan," ujar Awang Faroek di Samarinda, Sabtu.

Dia mengatakan, berbagai kegiatan perekonomian itu sudah banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya, namun demikian, masih diperlukan banyak investor lagi agar program pengembangan ekonomi di Kaltim cepat terlaksana.

Untuk pengembangan kawasan padi dan tanaman pangan (food and rice estate), jumlah lahan yang dibutuhkan di 10 kabupaten yang ada di Kaltim mencapai 200.000 hektare (ha).

Dari jumlah itu, di Delta Kayan Kabupaten Bulungan sudah dikembangkan seluas 30.000 hektare. Sedangkan investor yang telah masuk dan telah menghasilkan produksi antara lain PT Sang Hyang Seri (SHS).

Saat ini, lahan yang disiapkan adalah di Kabupaten Berau 11.901 ha, Bulungan 73.976 ha, Kutai Barat 53.872 ha, Kutai Kartanegara 76.826 ha, Kutai Timur 62.630 ha, Malinau 1.306 ha, Nunukan 12.434 ha, Penajam Paser Utara (PPU) 9.774 ha, Paser 15.999 ha, dan Tana Tidung seluas 4.919 ha.

Sedangkan sejumlah investor lain yang siap mendukung program food estate dan rice estate saat ini sudah ada, yakni PT SHS, PT Miwon, PT Solaria, PT Tiga Pilar Coorporation, dan PT Harim.

Termasuk dukungan dari PT Teh Mipim Indonesia, PT Anugrah, PT Inkoptan, PT Inkrakapenka, PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, PT Petrokomia, PT Pertani, PT Pandurata dan PT Bosowa Group.

Diyakini kehadiran program food dan rice estate akan berdampak positif bagi Kaltim, bahkan program itu akan meningkatkan kesejahteraan warga, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi pembangunan proyek tersebut.

Proyek pembangunan food dan rice estate merupakan proyek besar, maka dukungan seluruh pihak sangat diperlukan, apalagi program ini akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sangat besar.

"Selain berbagai proyek yang sedang dan akan terus dikembangkan itu, ada juga kawasan pengembangan ekonomi lain yang tidak kalah penting, yakni pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur. Di lokasi ini juga masih berpeluang untuk penanaman modal usaha," ujar Awang lagi.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012