Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Hasil program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan Pemprov Kaltim kini menunjukan hasil positif, yakni terlihat dari terus menurun angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan.

"Contohny, angka putus sekolah untuk usia 7 hingga 12 tahun (SMP) terdapat 0,68 persen pada 2008, namun pada 2010 turun menjadi 0,23 persen," tutur Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, H Musyahrim di Samarinda, Kamis.

Sedangkan untuk usia 13 hingga 15 tahun (SMP) terdapat 9,32 persen pada 2008, namun pada 2010 turun menjadi 6,9 persen. Sedangkan anak usia 16 hingga 18 tahun (SMA), angka putus sekolah sebanyak 35,45 pada 2008, dan pada 2010 turun menjadi 34,15 persen.

Angka putus sekolah di tingkat SMA yang masih tinggi tersebut, perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak, sehingga ke depan dapat diminimalisir.

Melalui Program Kaltim Cemerlag (Cerdas Merata dengan Prestasi Gemilang), yakni dengan salah satu turunan programnya memberikan alokasi Bantuan Operasional Daerah (Bosda) di tingkat SMA yang sederajat, diharapkan ke depan tidak ada anak Kaltim yang tidak lulus SMA.

Sedangkan besaran Bosda yang diberikan dari APBD Pemprov Kaltim mulai 2010 hingga kini, untuk siswa SMA atau yang sederajat yang tersebar di 14 kabupaten dan kota, jumlahnya bervariasi, yakni senilai Rp1,5 juta per tahun untuk setiap siswa SMK, sedangkan untuk SMA senilai Rp1 juta per siswa per tahun.

Pada 2010, Pemprov Kaltim menggulirkan dana Bosda senilai Rp144,076 miliar untuk siswa SMA/MA/SMK sebanyak 115.261 orang, dan terus meningkat menjadi Rp163,605 miliar pada 2011 untuk 130.884 siswa.

Dilanjutkannya bahwa angka melek huruf di Kaltim juga menggembirakan, yakni untuk penduduk usia 15 tahun ke atas pada 2008 mencapai 96,71 persen, dan pada 2010 menjadi 97,36 persen.

Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia di berbagai bidang melalui pendidikan formal, lanjutnya, maka pihaknya terus melakukan berbagai program secara berkesinambungan. Upaya ini juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain, melalui pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Tercatat bahwa hingga 2010 telah dipersiapkan RSBI pada 9 daerah, yakni Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tarakan, Paser, Penajam Paser Utara, Bulungan, Kutai Timur, dan Kutai Kartanegara.

"Kami berharap pada 2013 mendatang, semua daerah di Kaltim masing-masing minimal terdapat satu RSBI baik mulai tingkat SD hingga SMA," ujar Musyahrim berharap.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012