Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan I-2019 berdasarkan harga berlaku, senilai Rp165,12 triliun dengan andil terbesar dari usaha pertambangan dan penggalian yang mencapai 46,25 persen atau mencapai Rp76,36 triliun.


"Berada di posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan dengan andil sebesar 17,74 persen atau senilai Rp29,28 triliun," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Selasa.

Sementara berada di posisi ketiga adalah lapangan usaha di sektor konstruksi yang memberikan sumbangan sebesar 9,07 persen, atau senilai Rp14,97 triliun.

Tiga lapangan usaha ini masing-masing memiliki laju pertumbuhan variatif ketimbang triwulan IV-2018, yakni 1,55 persen untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian, 0,79 persen untuk industri pengolahan, dan 0,67 persen untuk lapangan usaha konstruksi.

Sedangkan untuk lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyerap banyak tenaga kerja, berada di peringkat empat dalam struktur pembentukan PDRB Kaltim dengan andil 7,83 persen atau senilai Rp12,93triliun.

Ia menjelaskan, perekonomian Kaltim triwulan I-2019 yang tumbuh 0,90 persen ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,16 persen (q-to-q).

Perlambatan terjadi akibat penurunan pada beberapa komponen utama seperti ekspor luar negeri yang terkontraksi 1,07 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 4,57 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah 50,25 persen.

"Struktur PDRB menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2019 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi ekspor luar negeri 35,97 persen, PMTB 27,60 persen, dan komponen net ekspor antardaerah 26,46 persen," katanya.

Dilihat kinerja ekonomi semua wilayah Kalimantan, maka secara umum pada triwulan I- 2019 tumbuh sebesar 5,33 persen dibandingkan triwulan I-2018 (y-on-y).

Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), kinerja ekonomi di Pulau Kalimantan mengalami kontraksi 0,18 persen.

Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi 5,57 persen, Kalimantan Utara terkontraksi 0,56 persen, dan Kalimantan Barat terkontraksi 0,26 persen (q-to-q).

Jika diamati secara spasial, maka pertumbuhan ekonomi triwulan I-2019 secara y-on-y menempatkan Kaltara dengan pertumbuhan tertinggi dibanding wilayah lainnya di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 7,13 persen, diikuti Kalteng 6,03 persen, Kaltim 5,36 persen, Kalbar 5,07 persen, dan Kalsel 4,08 persen.

"Namun struktur perekonomian Pulau Kalimantan masih didominasi oleh Kaltim yang sebesar 51,90 persen, diikuti Kalbar 16,11 persen, Kalsel 13,11 persen, Kalteng 11,61 persen, dan Kaltara sebesar 7,28 persen," ucap Atqo. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019