Dinas Pendidikan ( Disdik) Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun 2019 belum bisa dilaksanakan di semua sekolah yang ada di Kaltim.
Menurut, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Muhammad Sa'bani kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan penyebab utamanya adalah keterjangkauan jaringan internet, serta fasilitas komputer tidak merata di tiap sekolah di Kabupaten / Kota.
"Memang tidak semua sekolah bisa terjangkauan jaringan dan fasilitas. Tidak merata di kawasan kota dan sekolah-sekolah di daerah terluar karena akses yang jauh dan sulit," kata Sa'bani.
Pihaknya memastikan sudah ada 883 sekolah di Kaltim yang siap melaksanakan UNBK. Jumlah ini terdiri 214 SMA/MA, 183 SMK, dan 486 SMP/MTs.
Kota Samarinda teratas dengan jumlah sekolah terbanyak yang menggelar UNBK yaitu 222 sekolah yang terdiri dari 50 SMA, 53 SMK, dan 119 SMP/MTS. Sementara Kabupaten Mahakam Ulu hanya tiga sekolah yang bisa melaksanakan UNBK.
Sedangkan sekolah di Kabupaten Kukar lebih banyak yang tidak bisa menggelar UNBK alias hanya bisa menggelar Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) terdapat 156 sekolah di Kukar yang menggelar UNKP dan 140 sekolah yang bisa menggelar UNBK.
Sa'bani berharap para siswa tetap harus mempersiapkan diri sebaik mungkin meski tidak bisa mengikuti UNBK, mengingat siswa tetap bisa mengikuti ujian meski dengan konsep berbeda, yaitu UNKP.
"Tetap sama-sama ujian, bedanya UNBK menggunakam komputer, kalau UNKP pakai kertas pensil," ujarnya.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengakui Kaltim belum mampu menyelenggarakan UNBK secara keseluruhan.
Namun pihaknya bisa sedikit bernafas lantaran terjadi peningkatan jumlah sekolah yang mengikuti UNBK tahun ini dari tahun sebelumnya.
"UNBK Kaltim memang keseluruhan belum bisa berbasis komputer. Tetapi sudah ada lebih 50 persen. Pengadaan tahun ini juga untuk persiapan penyelenggaraan UNBK tahun depan," kata Hadi Mulyadi.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kaltim, tahun ini ada peningkatan jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK.
Untuk SMA tahun ini mencapai 78 persen ketimbang tahun sebelumnya yang hanya menyentuh 57 persen sekolah.
Tingkat SMK tahun ini ada 216 sekolah yang menggelar UNBK atau 85 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 78 persen.
Demikian juga dengan SMP/MTS yang tahun ini ada 63 persen sekolah yang menggelar UNBK, dibanding tahun 2018 sebesar 49 persen.
Menanggapi hal ini Hadi Mulyadi menargetkan Kaltim mampu mencapai persentase 100 persen UNBK pada tahun 2021 atau dua tahun mendatang.
"Harapan kita mungkin dua tahun ke depan 2021 itu diharapkan 100 persen. Kalau UNBK tidak terkait dengan jaringan karena soal masuk ke server masing-masing. Tidak terlalu masalah jaringan ini. Cuma memang dalam proses ke depan jaringan ini menjadi sesuatu yang perlu ditingkatkan. Kaltim ini harus menjadi provinsi smart," tutur Hadi.
Tahun ini pelaksanaan UNKP lebih dulu digelar yaitu 25-28 Maret 2019 untuk jenjang SMK. Kemudian jenjang SMA/MA dimulai pada 1-8 April 2019. Sedangkan UNBK akan dilaksanakam bersamaan dengan UNKP untuk SMP/Mts, yaitu 22-25 April 2019.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Menurut, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Muhammad Sa'bani kepada awak media di Samarinda, Minggu, mengatakan penyebab utamanya adalah keterjangkauan jaringan internet, serta fasilitas komputer tidak merata di tiap sekolah di Kabupaten / Kota.
"Memang tidak semua sekolah bisa terjangkauan jaringan dan fasilitas. Tidak merata di kawasan kota dan sekolah-sekolah di daerah terluar karena akses yang jauh dan sulit," kata Sa'bani.
Pihaknya memastikan sudah ada 883 sekolah di Kaltim yang siap melaksanakan UNBK. Jumlah ini terdiri 214 SMA/MA, 183 SMK, dan 486 SMP/MTs.
Kota Samarinda teratas dengan jumlah sekolah terbanyak yang menggelar UNBK yaitu 222 sekolah yang terdiri dari 50 SMA, 53 SMK, dan 119 SMP/MTS. Sementara Kabupaten Mahakam Ulu hanya tiga sekolah yang bisa melaksanakan UNBK.
Sedangkan sekolah di Kabupaten Kukar lebih banyak yang tidak bisa menggelar UNBK alias hanya bisa menggelar Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) terdapat 156 sekolah di Kukar yang menggelar UNKP dan 140 sekolah yang bisa menggelar UNBK.
Sa'bani berharap para siswa tetap harus mempersiapkan diri sebaik mungkin meski tidak bisa mengikuti UNBK, mengingat siswa tetap bisa mengikuti ujian meski dengan konsep berbeda, yaitu UNKP.
"Tetap sama-sama ujian, bedanya UNBK menggunakam komputer, kalau UNKP pakai kertas pensil," ujarnya.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengakui Kaltim belum mampu menyelenggarakan UNBK secara keseluruhan.
Namun pihaknya bisa sedikit bernafas lantaran terjadi peningkatan jumlah sekolah yang mengikuti UNBK tahun ini dari tahun sebelumnya.
"UNBK Kaltim memang keseluruhan belum bisa berbasis komputer. Tetapi sudah ada lebih 50 persen. Pengadaan tahun ini juga untuk persiapan penyelenggaraan UNBK tahun depan," kata Hadi Mulyadi.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kaltim, tahun ini ada peningkatan jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK.
Untuk SMA tahun ini mencapai 78 persen ketimbang tahun sebelumnya yang hanya menyentuh 57 persen sekolah.
Tingkat SMK tahun ini ada 216 sekolah yang menggelar UNBK atau 85 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 78 persen.
Demikian juga dengan SMP/MTS yang tahun ini ada 63 persen sekolah yang menggelar UNBK, dibanding tahun 2018 sebesar 49 persen.
Menanggapi hal ini Hadi Mulyadi menargetkan Kaltim mampu mencapai persentase 100 persen UNBK pada tahun 2021 atau dua tahun mendatang.
"Harapan kita mungkin dua tahun ke depan 2021 itu diharapkan 100 persen. Kalau UNBK tidak terkait dengan jaringan karena soal masuk ke server masing-masing. Tidak terlalu masalah jaringan ini. Cuma memang dalam proses ke depan jaringan ini menjadi sesuatu yang perlu ditingkatkan. Kaltim ini harus menjadi provinsi smart," tutur Hadi.
Tahun ini pelaksanaan UNKP lebih dulu digelar yaitu 25-28 Maret 2019 untuk jenjang SMK. Kemudian jenjang SMA/MA dimulai pada 1-8 April 2019. Sedangkan UNBK akan dilaksanakam bersamaan dengan UNKP untuk SMP/Mts, yaitu 22-25 April 2019.*
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019