Warga yang bermukim di sekitar Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, sejak beberapa tahun lalu sudah memperoleh manfaat ekonomi sejak adanya aktivitas memungut sampah yang diprakarsai oleh Komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM.


"Keberadaan GMSS-SKM saat ini hampir empat tahun. Sejak itulah banyak masyarakat baik perorangan maupun kelompok sering datang membantu mengambil sampah, sehingga dampaknya bukan hanya di bidang lingkungan, tapi juga ekonomi dan kepariwisataan," ujar Ketua GMSS-SKM, Misman di Samarinda, Minggu.

Dampak dari sisi ekonomi itu antara lain anggota GMSS-SKM dan masyarakat yang melakukan giat memungut sampah maupun kegiatan lain di Posko I Jalan Abdul Muthalib, bisa dipastikan akan kehausan dan sebagian lagi ada yang lapar, sehingga mereka akan membeli makanan dan minuman di sekitar posko tersebut.

Di kawasan itu terdapat beberapa kios dan rumah makan, sehingga warung di sekitar itulah yang menjadi tujuan utama bagi pemungut sampah yang memerlukan makanan maupun minuman, termasuk penjual gorengan dan bensin eceran juga merasakan dampaknya.

Sedangkan dari sisi kepariwisataan adalah pemilik perahu dan ketinting yang tinggal di sekitar SKM mendapat rezeki, yakni banyak juga mereka yang datang bukan untuk memungut sampah, tapi untuk melakukan perjalanan wisata susur sungai mulai Posko I hingga sekitar Posko II di kawasan Muang, Kecamatan Samarinda Utara.

"Kita senang karena SKM sudah mendapat apresiasi dari banyak kalangan, termasuk sudah banyak warga yang piknik susur SKM yang tentunya memerlukan jasa perahu dan joki ketinting, sehingga hal ini tentu bisa mendatangkan manfaat tambahan ekonomi bagi warga setempat," ucap Misman.

Ia melanjutkan, dulunya SKM tidak mendapat perhatian, namun sejak adanya aksi oleh teman-teman di GMSS-SKM mulai tahun 2015 yang kemudian diikuti warga bukan hanya dari Samarinda, kini apreasiasi dari berbagai kalangan terus bermunculan, termasuk sudah menjadi arena swafoto bagi sebagian besar mereka yang datang untuk memungut sampah maupun berwisata.

Diakuinya, hingga kini memang masih ada sebagian orang yang membuang sampah ke sungai, namun jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya atau sebelum adanya aktivitas memungut sampah di sungai, maka jumlah pembuangnya tentu mengalami penurunan.

"Kalau dari GMSS-SKM, aktivitas yang dilakukan dengan memungut sampah selama ini bukan bertujuan menghabiskan sampah di sungai, namun bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak ada lagi yang membuang sampah ke sungai, sehingga dengan sendirinya sungai tidak ada lagi sampahnya," kata Misman. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019