Keuskupan Agung Samarinda mengecam keras tindakan tak beradab terhadap umat muslim yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) kemarin.

 

Selain mengutuk aksi tersebut, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Samarinda, RD Moses Komela Avan menegaskan pihaknya akan secara khusus mendoakan para korban saat perayaan Ekaristi.

Apalagi saat ini Gereja Katolik memasuki momen Minggu Prapaskah, yang merupakan masa pertobatan. 

Moses mengatakan doa untuk para korban pembunuhan di Selandia Baru akan didoakan dalam Doa Umat. 

"Kita mendoakan para korban kebrutalan tindakan yang tidak beradab di Selandia Baru. Kami akan mendoakan itu di momen Doa Umat, kita berdoa supaya para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan dan untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan dan penghiburan.  Kita berdoa supaya kejadian ini tidak terulang lagi," ungkapnya di Samarinda.

Sebelumnya Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah menyatakan sikap yang berisi 4 poin penting dan ditandatangani Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo tertanggal 15 Maret 2019. 

Menurut Moses pihaknya sejalan dengan pernyataan sikap KWI. Namun ia menambahkan satu poin yang tak kalah penting dalam menyikapi aksi terorisme ini. 

Moses mengajak agar masyarakat Kaltim tetap menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat jelang Pemilu. 

Menurutnya masyarakat Bumi Etam harus berperan aktif meredam aksi dan isu terorisme agar tahapan pesta demokrasi berjalan dengan lancar. 

"Sebagai umat Katolik saya mengajak semua pihak embangun dan meningkatkan rasa kebersamaan, kesatuan dan kebhinekaan. Kita di Indonesia akan menjalani pesta demokrasi, tentu kehidupan majemuk dan kebhinekaan harus terus dipupuk, sehingga aksj terorisme di Selandia Baru tidak mempengaruhi suasana Pemilu," tuturnya. 

Adapun 4 poin pernyataan sikap KWI yaitu, pertama, KWI dan seluruh umat Katolik di Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban dan pihak keluarga korban. 

Kedua, tindakan penyerangan yang menewaskan 40 orang tersebut sungguh-sungguh tindakan tak beradab dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama apapun dan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Ketiga, KWI dan umat Katolik Indonesia mendesak agar para pelaku diproses hukum sesuai hukum yang berlaku di Selandia Baru.

Keempat, KWI dan umat Katolik Indonesia mengimbau dan berharap agar peristiwa di Selandia Baru itu tidak merusak hubungan antar umat beragama dan antar etnis yang berbeda. Terutama di Indonesia yang selama ini sudah berjalan baik. 

Berdasarkan kabar terakhir, jumlah korban meninggal dunia akibat penembakan di dua masjid Selandia Baru telah bertambah menjadi 49 orang.

Pewarta: Arumanto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019