Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Balikpapan, Kaltim kewalahan melayani permintaan warga untuk kontrasepsi mantap atau steril vasektomi dan tubektomi.
"Karena keterbatasan dana kami hanya mampu memberi layanan KB Mantap dengan cara vasektomi dan tubektomi bagi 21 pria dan 297 wanita pada 2011 ini," kata Kepala Bidang KB Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Marnani B di Balaikota, Kamis.
"Sebenarnya permintaan vasektomi dan tubektomi banyak sekali, namun karena dana yang kami miliki terbatas, hanya terlayani sejumlah itu untuk 2011 ini," ujar dia.
Vasektomi disebut juga MOP atau Medis Operasi Pria dan tubektomi disebut juga MOW atau Medis Operasi Wanita.
MOP adalah operasi kecil untuk mengikat atau memotong saluran vas deferens, saluran sperma atau benih pria dari tempat produksinya di testis menuju zakar.
Pada MOW atau tubektomi, yang diikat adalah tuba fallopi, saluran tempat sel telur menuju rahim.
Permintaan MOP mencapai lebih kurang 100 permintaan per tahun, sementara permintaan MOW hingga 500. Pada tahun 2010, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan, ada 431 peserta MOP dan 2.135 MOW. Menurut data DKK ada 220 MOP dan 2.674 MOW.
"Terus terang kami kewalahan,? senyum Marnani. Mengenai tenaga medis untuk menjalankan operasi itu sendiri Marnani menyebutkan sama sekali tidak ada masalah. Ada 15 orang dokter yang bias melayani MOP dan MOW di Balikpapan.
"Kami juga dapat banyak permintaan MOP dan MOW dari anggota TNI, tapi karena keterbatasan anggaran tersebut mungkin baru tahun depan kami bisa layani," kata Marnani lagi.
DKK Balikpapan mendapat anggaran sekitar Rp170 juta dari APBN khusus untuk program operasi vasektomi dan tubektomi ini. Dari jumlah itu dirincikan bahwa untuk melaksanakan MOP adalah Rp550.000 per orang per kali operasi. Anggaran untuk MOW adalah Rp500.000 per orang per kali operasi.
"Karena keterbatasan anggaran ini kami mengimbau bagi penduduk yang mampu agar menjalani MOP atau MOW secara mandiri," sambung Marnani.
Bagi yang belum mampu, disarankan juga untuk menggunakan alat kontrasepsi jenis lain seperti spiral, susuk atau implant, suntik, dan pil, dan kondom pada pria.
Menurut data BPS pada tahun 2010, di Balikpapan dari 50 ribu lebih wanita usia 15-49 tahun yang sudah menikah, pil adalah alat kontrasepsi paling banyak digunakan, yaitu oleh 24.832 orang atau oleh 42,79 persen.
Kemudian suntik oleh 17.478 orang atau 30,13 persen, baru kemudian spiral yang digunakan 9.054 orang atau 15,60 persen.
Setelah itu barulah MOW yang menurut data DKK 2.674 orang, dan ber-KB secara tradisional, dan terakhir penggunaan susuk KB.
Kondom, cara KB yang digunakan pria, secara resmi hanya digunakan oleh 1.759 rumah tangga atau 3,03 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Karena keterbatasan dana kami hanya mampu memberi layanan KB Mantap dengan cara vasektomi dan tubektomi bagi 21 pria dan 297 wanita pada 2011 ini," kata Kepala Bidang KB Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Marnani B di Balaikota, Kamis.
"Sebenarnya permintaan vasektomi dan tubektomi banyak sekali, namun karena dana yang kami miliki terbatas, hanya terlayani sejumlah itu untuk 2011 ini," ujar dia.
Vasektomi disebut juga MOP atau Medis Operasi Pria dan tubektomi disebut juga MOW atau Medis Operasi Wanita.
MOP adalah operasi kecil untuk mengikat atau memotong saluran vas deferens, saluran sperma atau benih pria dari tempat produksinya di testis menuju zakar.
Pada MOW atau tubektomi, yang diikat adalah tuba fallopi, saluran tempat sel telur menuju rahim.
Permintaan MOP mencapai lebih kurang 100 permintaan per tahun, sementara permintaan MOW hingga 500. Pada tahun 2010, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan, ada 431 peserta MOP dan 2.135 MOW. Menurut data DKK ada 220 MOP dan 2.674 MOW.
"Terus terang kami kewalahan,? senyum Marnani. Mengenai tenaga medis untuk menjalankan operasi itu sendiri Marnani menyebutkan sama sekali tidak ada masalah. Ada 15 orang dokter yang bias melayani MOP dan MOW di Balikpapan.
"Kami juga dapat banyak permintaan MOP dan MOW dari anggota TNI, tapi karena keterbatasan anggaran tersebut mungkin baru tahun depan kami bisa layani," kata Marnani lagi.
DKK Balikpapan mendapat anggaran sekitar Rp170 juta dari APBN khusus untuk program operasi vasektomi dan tubektomi ini. Dari jumlah itu dirincikan bahwa untuk melaksanakan MOP adalah Rp550.000 per orang per kali operasi. Anggaran untuk MOW adalah Rp500.000 per orang per kali operasi.
"Karena keterbatasan anggaran ini kami mengimbau bagi penduduk yang mampu agar menjalani MOP atau MOW secara mandiri," sambung Marnani.
Bagi yang belum mampu, disarankan juga untuk menggunakan alat kontrasepsi jenis lain seperti spiral, susuk atau implant, suntik, dan pil, dan kondom pada pria.
Menurut data BPS pada tahun 2010, di Balikpapan dari 50 ribu lebih wanita usia 15-49 tahun yang sudah menikah, pil adalah alat kontrasepsi paling banyak digunakan, yaitu oleh 24.832 orang atau oleh 42,79 persen.
Kemudian suntik oleh 17.478 orang atau 30,13 persen, baru kemudian spiral yang digunakan 9.054 orang atau 15,60 persen.
Setelah itu barulah MOW yang menurut data DKK 2.674 orang, dan ber-KB secara tradisional, dan terakhir penggunaan susuk KB.
Kondom, cara KB yang digunakan pria, secara resmi hanya digunakan oleh 1.759 rumah tangga atau 3,03 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011