Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Angka kematian ibu dan bayi saat proses persalinan di Kabupaten Kutai Kartanegara masih tergolong cukup tinggi, bahkan pada tahun 2014 Kukar menduduki peringkat pertama untuk tingkat kematian Ibu dan Bayi di Provinsi Kalimantan Timur.
 

Kader Partai PPP,  Rima Hartati mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan berharap Pemerintah Daerah setempat terus melakukan peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga secara perlahan angka kematian tersebut bisa ditekan.

"Memang banyak aspek yang menjadi penyebabnya, bukan hanya sebatas masalah teknis pelayanan kesehatan semata, namun sosialiasi kepada masyarakatpun perlu dilakukan, sehingga masyarakat punya pemahaman terkait pentingnya menjaga kesehatan saat kehamilan," kata Rima Hartati ,Calon Anggota DPRD Kaltim no urut 1 Partai PPP Dapil IV, Kukar  di Samarinda, Senin (21/1).

Rima mengaku telah memiliki konsep untuk menekan angka kematian ibu dan anak, salah satunya melalui ide tentang "Pemberdayaan Perempuan" di Kabupaten Kukar.

"Kami akan bekerjasama dengan Posyandu untuk melakukan pemeriksaan Rutin Ibu dan anak dan program itu gratis karena bisa menggunakan Dana Aspirasi," jelasnya.

 Ia menjelaskan Pemberdayaan perempuan yang menjadi misinya adalah pemberdayaan yang lebih dikonsentrasikan pada kesehatan Ibu dan Anak.

 "Program ini lahir atas kekhawatiran meningkatnya tingkat kematian Ibu dan anak disetiap tahunnya," katanya.

Menurut Rima, kualitas layanan dasar dan proses rujukan kesehatan khususnya disejumlah wilayah di Kukar memang belum optimal, karena terbatasnya sarana dan prasarana.

Sebagai upaya pencegahan,Rima Hartati akan menjalin kerjasama dengan Posyandu yang ada di seluruh Kabupaten Kukar guna memberikan layanan pemeriksaan secara berkala bagi Ibu dan anak khususnya saat kehamilan.

"Pemeriksaan secara rutin ini minimal dapat mencegah terjadinya musibah ataupun wabah penyakit yang bisa membahayakan Ibu dan Anak-anak di Kabupaten Kukar," tegas Rima.(*)

 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019