Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pegiat sungai di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang tergabung dalam komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah - Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), sejak tahun lalu telah merambah lautan guna menyelamatkan laut dari sampah.

"Sebenarnya sudah lama kami ingin mengajak warga pesisir peduli terhadap laut karena rata-rata mereka adalah nelayan yang mengambil manfaat dari laut, namun baru tahun lalu kami memiliki waktu mengajak mereka," ujar Ketua GMSS-SKM Samarinda, Misman di Samarinda, Senin.

Ini berarti sudah berjalan satu tahun pihaknya berhasil menginisiasi masyarakat pesisir dalam memungut sampah di laut maupun di kawasan pesisir, sehingga komunitas yang dibentuk bersama masyarakat setempat tersebut diberi nama Gerakan Memungut Sehelai Sampah Lautan (GMSSL). Komunitas ini berlokasi di kawasan Pengempang, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Ia menuturkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengrim gerobak sampah bermotor ke lokasi itu sebagai alat untuk mengangkut sampah dari pesisir ke tempat pembuangan sampah sementara, karena di lokasi itu belum ada tempat pembuangan akhir.

Secara berkala, kata dia, warga yang tergabung dalam komunitas ini juga akan memberikan evaluasi dan masukan agar berhasil membangun budaya menyelamatkan laut dari sampah, terutama sampah plastik.

Sementara Kifatul Akhyar, salah seorang yang menginisiasi pembentukan GMSSL Pengempang, menjelaskan bahwa ekosistem laut terus terancam akibat pencemaran baik dari kawasan pesisir maupun dari sungai, yakni banyaknya sampah dan limbah yang dialirkan dari hulu sungai.

Ia menyatakan bahwa antara rimba yang lokasinya jauh di dataran tinggi, bahkan di atas gunung sekalipun, sesungguhnya memiliki kaitan erat dengan laut sehingga ia menyebutnya layanan ekosistem rimba untuk samudera.

"Seandaianya saya membuang sampah plastik jauh di pegunungan, maka suatu saat palstik itu akan sampai ke laut karena di gunung juga ada sungai yang lambat laun akan mengalir ke laut, maka jangan membuang sampah sembarangan karena plastik yang dibuang di hutan bisa saja membunuh paus di laut," ucap Akhyar.(*)


 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019