Bontang (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Kota Bontang menargetkan "pendidikan tuntas berkualitas" yang mampu menghasilkan peserta didik yang siap kerja dalam rencana strategis lima tahun ke depan.
"Pendidikan tuntas berkualitas adalah pendidikan yang masa depan yang bisa mengatasi persoalan-persoalan peningkatan ekonomi dan penurunan pengangguran dan angka kemiskinan yang disinergikan dengan `masterplan` industri di Kota Bontang dan potensi wilayah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bontang, Dasuki, di Bontang, Jumat.
Untuk menuju Pendidikan Tuntas Berkualitas, Dasuki dan seluruh jajaran staf yang dipimpinnya membuat "kluster-kluster" pendidikan untuk SMK.
Dia mengatakan, "kluster" pertama adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan berbasis industri petrokimia berbasis kondensat dan migas.
Menurut dia, berbagai jenis jurusan pendidikan dilakukan oleh SMK seperti kimia analis, kimia industri, listrik industri, listrik pemakaian, otomotif dan perkakas, contohnya SMKN I.
"Termasuk dalam klaster umum adalah jurusan-jurusan non teknik terdiri akutansi dan sekretaris," ujarnya.
"Kluster" kedua, institusi pendidikan yang berbasis industri pertambangan, contohnya SMKN 3. "Klaster" ketiga adalah jenis pendidikan berbasis Industri Kelautan dan Perikanan, contohnya SMKN 2 Bontang.
"Ada istilah jika SMK adalah sekolah terminal, sementara SMA adalah sekolah halte artinya berhenti sebentar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi," ujar Dasuki.
Berbagai fakta ditemukan di lapangan, saat kelulusan siswa SMA, pada SMA Vidatra PT Badak NGL, SMA Yayasan Pupuk Kaltim jika ditilik presentase lulusan yang melanjutkan pendidikan 80-84 persen, kata Dasuki.
"Sementara lulusan SMAN 1 dan SMAN 2 prosentasi kelulusan yang melanjutkan kuliah berkisar 30-40 persen," terang mantan Kepala SMKN 1 Bontang.
Kendala untuk pelaksanaan pendidikan di Bontang masih ada terkait sarana prasarana sekolah di Bontang masih harus ditingkatkan lagi. Dijelaskan Dasuki saat ini masih ada SD yang double shif pagi dan sore karena satu gedung SD ditempati dua sekolah.
"Alhamdulillah mulai Tahun Anggaran 2013 akan mulai dibangun dalam rangka pemecahan double sekolah pada satu unit bangunan, dengan memiliki gedung sendiri," ujar Dasuki.
Ideal suatu kelas, disampaikan Dasuki, untuk SD rasionnya 1:28 sementara ini yang ada 1:40 dan hampir semua SD belum memakai rasio ideal.
"Baru SDN 008 sebagai rintisan sekolah berstandar internasional yang telah memakai rasio 1:28," ujarnya sembari menyebutkan rasio ideal SMP 1: 32 dan SMA 1:32.
Bontang telah menerapkan sekolah gratis dalam beberapa tahun terakhir. Dari hasil evaluasi capaian program menunjukkan banyak fakta keberhasilan ditandai angka partisipasi kasar (APK) 105 persen untuk SD, demikian juga APK SMP dan SMA diatas 100 persen. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya siswa mutasi masuk ke Kota Bontang dan terlayani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Pendidikan tuntas berkualitas adalah pendidikan yang masa depan yang bisa mengatasi persoalan-persoalan peningkatan ekonomi dan penurunan pengangguran dan angka kemiskinan yang disinergikan dengan `masterplan` industri di Kota Bontang dan potensi wilayah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bontang, Dasuki, di Bontang, Jumat.
Untuk menuju Pendidikan Tuntas Berkualitas, Dasuki dan seluruh jajaran staf yang dipimpinnya membuat "kluster-kluster" pendidikan untuk SMK.
Dia mengatakan, "kluster" pertama adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan berbasis industri petrokimia berbasis kondensat dan migas.
Menurut dia, berbagai jenis jurusan pendidikan dilakukan oleh SMK seperti kimia analis, kimia industri, listrik industri, listrik pemakaian, otomotif dan perkakas, contohnya SMKN I.
"Termasuk dalam klaster umum adalah jurusan-jurusan non teknik terdiri akutansi dan sekretaris," ujarnya.
"Kluster" kedua, institusi pendidikan yang berbasis industri pertambangan, contohnya SMKN 3. "Klaster" ketiga adalah jenis pendidikan berbasis Industri Kelautan dan Perikanan, contohnya SMKN 2 Bontang.
"Ada istilah jika SMK adalah sekolah terminal, sementara SMA adalah sekolah halte artinya berhenti sebentar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi," ujar Dasuki.
Berbagai fakta ditemukan di lapangan, saat kelulusan siswa SMA, pada SMA Vidatra PT Badak NGL, SMA Yayasan Pupuk Kaltim jika ditilik presentase lulusan yang melanjutkan pendidikan 80-84 persen, kata Dasuki.
"Sementara lulusan SMAN 1 dan SMAN 2 prosentasi kelulusan yang melanjutkan kuliah berkisar 30-40 persen," terang mantan Kepala SMKN 1 Bontang.
Kendala untuk pelaksanaan pendidikan di Bontang masih ada terkait sarana prasarana sekolah di Bontang masih harus ditingkatkan lagi. Dijelaskan Dasuki saat ini masih ada SD yang double shif pagi dan sore karena satu gedung SD ditempati dua sekolah.
"Alhamdulillah mulai Tahun Anggaran 2013 akan mulai dibangun dalam rangka pemecahan double sekolah pada satu unit bangunan, dengan memiliki gedung sendiri," ujar Dasuki.
Ideal suatu kelas, disampaikan Dasuki, untuk SD rasionnya 1:28 sementara ini yang ada 1:40 dan hampir semua SD belum memakai rasio ideal.
"Baru SDN 008 sebagai rintisan sekolah berstandar internasional yang telah memakai rasio 1:28," ujarnya sembari menyebutkan rasio ideal SMP 1: 32 dan SMA 1:32.
Bontang telah menerapkan sekolah gratis dalam beberapa tahun terakhir. Dari hasil evaluasi capaian program menunjukkan banyak fakta keberhasilan ditandai angka partisipasi kasar (APK) 105 persen untuk SD, demikian juga APK SMP dan SMA diatas 100 persen. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya siswa mutasi masuk ke Kota Bontang dan terlayani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011