Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) -  Atlet arung jeram asal Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yang merebut gelar juara umum pada kejuaraan nasional 2017 di Jawa Timur terancam batal mengikuti kejuaraan dunia di Argentina pada November 2018, karena ketiadaan biaya.

"Kami berhasil menyabet juara umum pada kejurnas di Probolinggo, Jatim, tahun lalu dari kelas Open Woman. Atlet arung jeram kami berusia antara 30-35 tahun,"ujar Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Mahakam Ulu Laurensius Ding Lie di Long Bagun, Senin.

Menurut ia, kemungkinan besar para atletnya tidak bisa mengikuti kejuaraan dunia di Argentina karena masalah anggaran, mengingat biaya yang diperlukan untuk memberangkatkan 10 orang yang terdiri dari atlet, ofisial, dan pelatih mencapai sekitar Rp1 miliar.

Sebenarnya, Pemkab Mahakam Ulu sudah memberikan perhatian terhadap kesulitan tersebut dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp500 juta untuk membantu atlet arung jeram agar bisa mengikuti kejuaraan dunia.

Namun, bantuan itu tidak akan bisa diserap jika tidak ada tambahan dana dari pihak lain hingga mencapai Rp1 miliar.

Untuk itu, Laurensius berharap adanya bantuan dari Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat secara patungan agar atlet dari Mahakam Ulu (daerah otonomi baru yang berbatasan dengan Malaysia) bisa mengikuti kejuaraan dunia.

"Dari olahraga ini kan bisa mengharumkan nama daerah, bahkan nama negara karena bendera Merah Putih akan berkibar di sana. Jadi, seharusnya para atlet ini mendapat perhatian agar bisa mengikuti kejuaraan tingkat dunia,"katanya.

Ia menceritakan bahwa keterampilan atlet arung jeram di Mahakam Ulu pada awalnya merupakan bakat alam, karena kondisi Sungai Mahakam di bagian hulu memang banyak jeram, sehingga mereka sudah terbiasa.

Dari bakat alam ini kemudian dikembangkan melalui pembinaan intensif sehingga keterampilan mereka meningkat.

Namun, setelah keterampilannya meningkat, menjadi juara nasional dan mendapat kesempatan berlaga di kejuaraan dunia, sangat disayangkan kalau mereka tidak bisa ikut karena terkendala anggaran.

 "Jika tahun ini tidak ada solusi anggaran, maka pupus harapan kami mengikuti kejuaraan dunia. Kemungkinan baru tahun depan bisa ikut kejuaraan di Australia, karena kalau ke Australia kan biayanya jauh lebih murah ketimbang ke Argentina,"ucap Ding.(*)

 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018