Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Buntut kekalahan memalukan 1-4 dari tamunya PSS Sleman, pelatih Persiba Balikpapan Wanderley Junior langsung menyatakan mundur dari kursi pelatih Beruang Madu.
Di depan para pendukungnya di Stadion Batakan, Bryan Cesar Ramadan dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan PSS Sleman dalam lanjutan kompetisi Liga 2, Kamis.
"Target hari ini lawan PSS kita menang, tapi ternyata hasilnya tidak demikian. Saya gagal, karenanya saya mundur agar situasi tim tetap kondusif," kata Wanderley, Kamis malam.
Menurut pelatih asal Brazil ini, sudah seharusnya bila gagal memberikan hasil yang ditargetkan bagi tim, maka seorang pelatih mundur. Ia juga menyatakan menerima semua kritik.
"Itu memang tanggung jawab saya sebagai pelatih," katanya.
Selain itu, pria yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia itu menyatakan permohonan maafnya kepada publik pencinta Persiba dan sepak bola di Balikpapan.
Kegagalannya mengantarkan Beruang Madu pada kemenangan berarti kegagalan mewujudkan harapan warga bola Kota Minyak untuk melihat Persiba bermain di liga tertinggi di Tanah Air.
Wanderley meneruskan bahwa seluruh hasil kerjanya sejak Januari lalu terlihat dari hasil buruk yang menimpa Persiba saat lawan PSS Sleman ini.
"Sekali lagi saya minta maaf," ujarnya.
Wanderley Junior pernah bersinar saat menangani Persipura Jayapura dengan membuat Mutiara Hitam itu tidak terkalahkan dalam sederetan pertandingan di Liga 1.
Oleh karena itu, harapan besar membumbung dari Balistik, suporter fanatik Persiba, dan pencinta sepak bola di Kota Minyak ketika tahu Wanderley mau menukangi Beruang Madu yang baru saja terpuruk ke Liga 2.
"Wanderley memang sudah berusaha memberikan yang terbaik, dengan segala kekurangan yang dimiliki skuad Persiba saat ini, prestasi Persiba sebenarnya tidak buruk. Hanya saja kalah besar di kandang sendiri memang sulit dimaafkan," kata Abraham Johan, jurnalis olahraga senior Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Di depan para pendukungnya di Stadion Batakan, Bryan Cesar Ramadan dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan PSS Sleman dalam lanjutan kompetisi Liga 2, Kamis.
"Target hari ini lawan PSS kita menang, tapi ternyata hasilnya tidak demikian. Saya gagal, karenanya saya mundur agar situasi tim tetap kondusif," kata Wanderley, Kamis malam.
Menurut pelatih asal Brazil ini, sudah seharusnya bila gagal memberikan hasil yang ditargetkan bagi tim, maka seorang pelatih mundur. Ia juga menyatakan menerima semua kritik.
"Itu memang tanggung jawab saya sebagai pelatih," katanya.
Selain itu, pria yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia itu menyatakan permohonan maafnya kepada publik pencinta Persiba dan sepak bola di Balikpapan.
Kegagalannya mengantarkan Beruang Madu pada kemenangan berarti kegagalan mewujudkan harapan warga bola Kota Minyak untuk melihat Persiba bermain di liga tertinggi di Tanah Air.
Wanderley meneruskan bahwa seluruh hasil kerjanya sejak Januari lalu terlihat dari hasil buruk yang menimpa Persiba saat lawan PSS Sleman ini.
"Sekali lagi saya minta maaf," ujarnya.
Wanderley Junior pernah bersinar saat menangani Persipura Jayapura dengan membuat Mutiara Hitam itu tidak terkalahkan dalam sederetan pertandingan di Liga 1.
Oleh karena itu, harapan besar membumbung dari Balistik, suporter fanatik Persiba, dan pencinta sepak bola di Kota Minyak ketika tahu Wanderley mau menukangi Beruang Madu yang baru saja terpuruk ke Liga 2.
"Wanderley memang sudah berusaha memberikan yang terbaik, dengan segala kekurangan yang dimiliki skuad Persiba saat ini, prestasi Persiba sebenarnya tidak buruk. Hanya saja kalah besar di kandang sendiri memang sulit dimaafkan," kata Abraham Johan, jurnalis olahraga senior Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018