Penajam (Antaranews Kaltim) - Pengoperasian stasiun pengisian bahan bakar elpiji di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, belum maksimal sebab terkendala distribusi atau penyaluran bahan mentah elpiji dari Kota Balikpapan ke SPBE.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Penajam Paser Utara Kuncoro, saat ditemui Antara di Penajam, Jumat, menjelaskan, SPBE yang dioperasikan Mei 2108 masih terkendala penyaluran bahan mentah elpiji.

"Pendistribusian bahan mentah elpiji dari Balikpapan ke SPBE (stasiun pengisian bahan bakar elpiji) di Babulu melalui jalur darat membutuhkan waktu yang cukup lama," ujar dia.

Di mana untuk satu kali pengiriman bahan mentah elpiji sebanyak 13 ton dari PT Pertamina (Persero) Balikpapan ke SPBE di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara melalui jalur darat dibutuhkan waktu sekitar 11 jam.

Sementara menurut Kuncoro, untuk mencukupi kebutuhan sekitar 27.000 elpiji tabung ukuran 3 kilogram masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara dibutuhkan lebih kurang 26 ton bahan mentah elpiji (liquid) per hari.

"Jadi dalam sehari harus dilakukan pengiriman bahan mentah elpiji dengan menggunakan mobil tangki sebanyak dua kali," katanya.

Lamanya waktu pengiriman bahan mentah elpiji dari Kota Balikpapan tersebut lanjut Kuncoro, disebabkan kondisi jalan Sepaku menuju simpang Silkar Petung masih banyak yang rusaK parah.

Disperindagkop UKM Kabupaten Penajam Paser Utara menjajaki pendistribusian bahan mentah elpiji melalui jalur laut dengan menggunakan sarana angkutan penyeberangan kapal feri.

"Kami masih menunggu jawaban dari manajemen ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) selaku pengelola kapal penyeberangan feri," tambah Kuncoro.

Diprediksi pendistribusian bahan mentah elpiji melalui jalur laut dapat memaksimalkan pendistribusian SPBE di Kecamatan Babulu tersebut, karena melalui jalur laut penyaluran bahan mentah elpiji ke SPBE tidak membutuhkan waktu lama.

SPBE yang dikelola PT Bintang Babulu MAndiri (mitra PT Pertamina) dengan kapasitas 50 ton dan memiliki sebanyak 12 "nozel" atau selang penyaluran dan dispenser tersebut melayani dua daerah, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018