Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kota Samarinda bertekad mempertahankan gelar juara umum pada ajang Pekan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur ke-VI di Kabupaten Kutai Timur yang digelar Desember 2018.

Ketua KONI Kota Samarinda Ade Sukma Yudhy kepada wartawan di Samarinda, Senin, mengatakan bahwa daerahnya masih menjadi barometer kekuatan olahraga Kaltim dalam berbagai ajang kejuaraan nasional maupun provinsi.

Selain itu, hasil penghitungan peringkat pada babak prakualifikasi Porprov VI masih menempatkan Kota Samarinda sebagai pendulang medali emas terbanyak.

"Kami masih punya kekuatan atlet berkualitas dan untuk ukuran di Kaltim, kami optimistis bisa menjadi yang terbaik," kata Ade.

Ia mengakui adanya hubungan kurang harmonis di kepengurusan KONI Samarinda, seiring pengunduran diri sejumlah pengurus inti beberapa waktu lalu, seperti Wakil Ketua V KONI Samarinda M Munir Alhabsyi, Wakil Ketua II Triyanto Hadi dan Wakil Ketua I Wahyudi.

Ade Sukma tidak mempersoalkan pengunduran diri sejumlah pengurus intinya, karena itu merupakan hak pribadi dalam sebuah organisasi.

Namun, ia mengingatkan seluruh cabang olahraga dan pengurus KONI Samarinda untuk tetap solid bersatu dan memikul beban bersama.

"Koreksi kepada KONI saya terima dan memberikan kritik membangun. Kita hari ini kerja fokus untuk Porprov 2018. Saya berharap kepada seluruh cabor agar bersatu, dengan situasi ini kita harus kompak," ujarnya.

Ade Sukma yakin masih banyak cabang olahraga dan pengurus yang bersemangat menghadapi keterbatasan ini, karena mereka benar-benar berjuang untuk atlet dan masa depan KONI Samarinda.

Ia juga berharap prahara yang terjadi ini tidak berpengaruh pada pembinaan atlet guna mewujudkan misi Samarinda sebagai Kota Atlet.

Apalagi saat ini KONI Samarinda terus fokus mempersiapkan atlet menghadapi ajang Porprov VI tahun 2018.

"Kita harus kompak membuktikan Samarinda sebagai kota atlet dan kita harus mampu mempertahankan juara umum Porprov," katanya.

Sementara terkait anggaran, Ade Sukma menegaskan pengurus sedang memperjuangkan anggaran yang dibutuhkan KONI Samarinda dengan mengajukan anggaran senilai Rp30,8 miliar di APBD Perubahan 2018.

Akan tetapi, dengan kondisi defisit keuangan yang menimpa Pemerintah Kota Samarinda saat ini, kemungkinan besar anggaran yang bakal diterima KONI nilainya jauh dari yang diusulkan.

Diperkirakan KONI Samarinda hanya menerima anggaran sekitar Rp10,84 miliar. Hal ini berdasarkan anggaran tahun 2017.

Saat itu, KONI Samarinda mengajukan anggaran sekitar Rp10,7 miliar pada APBD-P 2017, tetapi yang terealisasi hanya Rp2 miliar.

"Pengesahan APBD-P itu sekitar Juli-Agustus. Dalam waktu 1-2 minggu ke depan kita keroyokan diskusi dengan pemkot soal anggaran ini. Dukungan legislatif, ketua Banggar dan seluruh anggota DPRD Samarinda itu sangat perlu untuk anggaran ini demi masa depan atlet kita," tuturnya.

Selain mengandalkan anggaran dari Pemkot, Ade Sukma juga menegaskan bahwa pihaknya sudah berupaya mendekati sejumlah perusahaan di Samarinda, namun hingga kini belum ada hasilnya.

"Kami di pengurus KONI Samarinda sempat mencari solusi dengan memanfaatkan dana CSR, tapi belum berhasil. Kita tetap harus berjuang dan tidak terpaku mengandalkan dana dari pemkot," katanya.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018