Samarinda (Antaranews Kaltim) - Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kaltim mengingatkan bahwa penjara untuk anak sepatutnya tidak digabung dengan orang dewasa, kendati masih banyak orang tua yang tidak mau anaknya dipindah karena alasan jarak.

"Di Kaltim tidak semua kabupaten/kota terdapat Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), karena baru di Tengarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang ada," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKPPPA) Provinsi Kaltim Halda Arsyad di Samarinda, Kamis.

Penjara khusus untuk anak di Tenggarong itu bernama LPKA Kelas II Samarinda, terletak di Jalan Imam Bonjol Tenggarong.

Jika ada anak yang bermasalah dari luar Tenggarong, maka orang tuanya cenderung tidak membolehkan anaknya dipindah ke Tenggarong dengan alasan jarak yang jauh akan menyulitkan ketika ingin menjenguk.

Halda mengakui kondisi ini memang masih sulit, padahal ketika ada anak-anak berada satu sel bercampur dengan warga binaan lembaga pemasyarakatan umum yang dihuni orang dewasa, mental mereka bisa terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik.

Menurut ia, anak-anak yang memiliki masalah dan mendapat sanksi hukum seharusnya tetap diberi rasa aman dan nyaman untuk memulihkan kondisi psikis dan bisa dibina dengan baik, sehingga mereka harus berada satu kawasan yang khusus untuk anak.

Ia menjelaskan bahwa jumlah warga binaan anak laki-laki di Provinsi Kaltim dan Kaltara saat ini sebanyak 121 orang, sementara warga binaan perempuan sebanyak 707 orang. Sedangkan khusus di LPKA Kelas II Samarinda terdapat 17 anak.

Dalam upaya mendekatkan orang tua dan anak di lembaga permasyarakatan, sekaligus menciptakan suasana hati anak yang ceria, DPKKKA Kaltim mengelar "Family and Society Gathering" di LPKA Kelas II Samarinda, Tenggarong, Selasa (17/4).

Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Acara tersebut serentak digelar di seluruh LPKA se-Indonesia dengan mengundang semua orang tua yang anaknya terkena masalah. Dari kegiatan itu diharapkan muncul kembali ikatan batin dan anak merasa mendapat perhatian dari banyak pihak.

"Kegiatan ini mengangkat tema `Tetap Ceria Meraih Asa` sebagai bentuk ungkapan sayang, rasa cinta, dan rasa kebersamaan antarsesama (petugas, keluarga dan anak). Acara ini juga untuk memberikan pengetahuan tentang arti pengorbanan orang tua dalam membesarkan anak," kata Halda. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018