Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Kebijakan pengiriman barang ekspor secara langsung (direct call) dari Balikpapan, Kalimantan Timur, ke Shanghai, Tiongkok, kini hanya perlu 17 hari, lebih efisien dari sebelumnya yang mencapai selama 35 hari.
"Kami lakukan dengan cara `direct call`, dari Balikpapan langsung ke Shanghai tanpa singgah lagi," kata Direktur PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Muhammad Basyir di Balikpapan, Senin.
Selain itu, lanjutnya, kebijakan pelayaran langsung dari Balikpapan itu bisa menghemat hingga 35-40 persen biaya dari yang dikeluarkan sekarang.
Penghematan itu terutama adalah dari segi waktu pengiriman, karena tidak lagi harus lewat pelabuhan ekspor seperti Surabaya.
Produsen dari Kalimantan Utara, Kutai Timur, Samarinda, Kutai Kartanegara, atau dari selatan pedalaman utara Kalimantan Selatan, tinggal mengirimkan produksinya ke Balikpapan dan langsung dikapalkan dari KKT di Kota Minyak.
Penghematan waktu dengan sendirinya juga menghemat ongkos yang lain-lain, seperti biaya penumpukan kontainer di pelabuhan, juga biaya sandar kapal, dan biaya logistik personel.
Basyir juga meyakini penghematan biaya dan waktu itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Balikpapan dan daerah-daerah di sekitarnya.
Saat ini di KKT tengah merapat kapal peti kemas bernama Laila dan Basyir memimpin langsung uji coba pengapalan puluhan kontainer ke kapal berkapasitas 2.800 kontainer tersebut.
Sebelum tiba di Balikpapan, kapal Laila terlebih dulu singgah di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Di KKT, kapal itu dimuati kontainer isi kayu lapis, cangkang kelapa sawit, dan rumput laut.
Dijadwalkan akan selalu ada kapal seperti Laila setiap pekan di KKT Balikpapan dan siap untuk dimuati barang ekspor dengan tujuan Shanghai.
"Nanti ada kapal domestik yang membawa muatan dari Banjarmasin, Berau, Tarakan, Samarinda, dan lainnya," jelas Basyir.
Sebagai pembanding dan pemicu semangat, Basyir mencontohkan Pelabuhan Makassar, kapal yang melakukan pelayaran langsung dan singgah di pelabuhan itu dimuati 300-400 kontainer setiap kali jalan.
"Sementara ini kita di Balikpapan masih puluhan. Jadi mohon dikabarkan ini ke seluruh pengusaha ekspor-impor Kaltim-Kaltara, juga Kalsel, bahwa bisa memanfaatkan fasilitas direct call dari KKT ini," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Manager Shanghai International Trading Company (SITC) Indonesia Jemie Liu mengatakan direct call di Balikpapan adalah langkah perusahaannya menghadapi persaingan industri angkutan perkapalan internasional.
"Jadi, kami berikan layanan langsung jemput barang. Selama ini kan barang yang mau diekspor kami kumpulkan dulu di Jakarta, sekarang tidak, kami jemput di pelabuhan-pelabuhan tertentu sehingga bisa lebih efisien dan menarik," papar Jemie Liu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kami lakukan dengan cara `direct call`, dari Balikpapan langsung ke Shanghai tanpa singgah lagi," kata Direktur PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) Muhammad Basyir di Balikpapan, Senin.
Selain itu, lanjutnya, kebijakan pelayaran langsung dari Balikpapan itu bisa menghemat hingga 35-40 persen biaya dari yang dikeluarkan sekarang.
Penghematan itu terutama adalah dari segi waktu pengiriman, karena tidak lagi harus lewat pelabuhan ekspor seperti Surabaya.
Produsen dari Kalimantan Utara, Kutai Timur, Samarinda, Kutai Kartanegara, atau dari selatan pedalaman utara Kalimantan Selatan, tinggal mengirimkan produksinya ke Balikpapan dan langsung dikapalkan dari KKT di Kota Minyak.
Penghematan waktu dengan sendirinya juga menghemat ongkos yang lain-lain, seperti biaya penumpukan kontainer di pelabuhan, juga biaya sandar kapal, dan biaya logistik personel.
Basyir juga meyakini penghematan biaya dan waktu itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Balikpapan dan daerah-daerah di sekitarnya.
Saat ini di KKT tengah merapat kapal peti kemas bernama Laila dan Basyir memimpin langsung uji coba pengapalan puluhan kontainer ke kapal berkapasitas 2.800 kontainer tersebut.
Sebelum tiba di Balikpapan, kapal Laila terlebih dulu singgah di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Di KKT, kapal itu dimuati kontainer isi kayu lapis, cangkang kelapa sawit, dan rumput laut.
Dijadwalkan akan selalu ada kapal seperti Laila setiap pekan di KKT Balikpapan dan siap untuk dimuati barang ekspor dengan tujuan Shanghai.
"Nanti ada kapal domestik yang membawa muatan dari Banjarmasin, Berau, Tarakan, Samarinda, dan lainnya," jelas Basyir.
Sebagai pembanding dan pemicu semangat, Basyir mencontohkan Pelabuhan Makassar, kapal yang melakukan pelayaran langsung dan singgah di pelabuhan itu dimuati 300-400 kontainer setiap kali jalan.
"Sementara ini kita di Balikpapan masih puluhan. Jadi mohon dikabarkan ini ke seluruh pengusaha ekspor-impor Kaltim-Kaltara, juga Kalsel, bahwa bisa memanfaatkan fasilitas direct call dari KKT ini," ujarnya.
Pada kesempatan sama, Manager Shanghai International Trading Company (SITC) Indonesia Jemie Liu mengatakan direct call di Balikpapan adalah langkah perusahaannya menghadapi persaingan industri angkutan perkapalan internasional.
"Jadi, kami berikan layanan langsung jemput barang. Selama ini kan barang yang mau diekspor kami kumpulkan dulu di Jakarta, sekarang tidak, kami jemput di pelabuhan-pelabuhan tertentu sehingga bisa lebih efisien dan menarik," papar Jemie Liu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018