Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pengurus Provinsi Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kalimantan Timur menyiapkan sebanyak 26 pegulat dalam program persiapan jangka panjang menuju PON 2020 di Papua.
Sekretaris Umum PGSI Kaltim, Sumarlani ditemui wartawan, Kamis, mengatakan, 26 atlet tersebut telah menjalani Training Camp (TC) Desentralisasi Mandiri sejak awal Februari 2018.
"Para atlet yang kami pilih mengacu pada prestasi kejuaraan nasional senior dan junior selama 2016-2017," kata Sumarlani.
Bahkan, lanjut Sumarlani, para pegulat tersebut juga dievaluasi akan prestasinya di pesta olaharaga empat tahun mendatang.
"Jadi kualifikasinya selain mereka harus berprestasi di kejurnas, kami juga mempertimbangkan peluang mereka bersaing di PON mendatang," katanya.
Ia menambahkan diantara 26 atlet tersebut 6 diantaranya merupakan pegulat Kaltim yang menjalani pelatnas Asian Games 2018.
Saat ini pegulat Kaltim rutin menjalankan program latihan TC desentralisasi mandiri di gedung Gulat Kaltim Jl Jakarta, Samarinda Kalimantan Timur.
Mereka berlatih maksimal dua jam mulai hari Senin - Sabtu. Sumarlani mengatakan setiap harinya para pegulat berlatih dengan program berbeda.
"Kami kasi program tertentu setiap hari. Senin itu program matras, Selasa program beban, Rabu program fisik, Kamis dan Jumat program matras, lalu Sabtu program individu. Nah ini maksimal 2 jam latihan. Selama ini masih conditioning dulu latihannya. Tunggu ada kegiatan, maka akan ditingkatkan lagi programnya," ungkap Sumarlani.
Sementara itu terkait sistem promosi dan degradasi yang diterapkan, Sumarlani menegaskan pihaknya tak hanya menilai teknik pegulat. Melainkan absensi atlet juga masuk penilaian.
"Evaluasi dari internal kami dilihat berdasarkan teknik dan tingkat kehadiran. Absen juga akan jadi pertbangan kita nanti apakah degradasi atau tidak. Ini kita sama-sama belajar disiplin demi prestasi Gulat Kaltim. Kalau atlet bagus di teknik tapi tidak disiplin sama saja tidak ada gunanya. Keduanya harus seimbang," tutur Sumarlani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Sekretaris Umum PGSI Kaltim, Sumarlani ditemui wartawan, Kamis, mengatakan, 26 atlet tersebut telah menjalani Training Camp (TC) Desentralisasi Mandiri sejak awal Februari 2018.
"Para atlet yang kami pilih mengacu pada prestasi kejuaraan nasional senior dan junior selama 2016-2017," kata Sumarlani.
Bahkan, lanjut Sumarlani, para pegulat tersebut juga dievaluasi akan prestasinya di pesta olaharaga empat tahun mendatang.
"Jadi kualifikasinya selain mereka harus berprestasi di kejurnas, kami juga mempertimbangkan peluang mereka bersaing di PON mendatang," katanya.
Ia menambahkan diantara 26 atlet tersebut 6 diantaranya merupakan pegulat Kaltim yang menjalani pelatnas Asian Games 2018.
Saat ini pegulat Kaltim rutin menjalankan program latihan TC desentralisasi mandiri di gedung Gulat Kaltim Jl Jakarta, Samarinda Kalimantan Timur.
Mereka berlatih maksimal dua jam mulai hari Senin - Sabtu. Sumarlani mengatakan setiap harinya para pegulat berlatih dengan program berbeda.
"Kami kasi program tertentu setiap hari. Senin itu program matras, Selasa program beban, Rabu program fisik, Kamis dan Jumat program matras, lalu Sabtu program individu. Nah ini maksimal 2 jam latihan. Selama ini masih conditioning dulu latihannya. Tunggu ada kegiatan, maka akan ditingkatkan lagi programnya," ungkap Sumarlani.
Sementara itu terkait sistem promosi dan degradasi yang diterapkan, Sumarlani menegaskan pihaknya tak hanya menilai teknik pegulat. Melainkan absensi atlet juga masuk penilaian.
"Evaluasi dari internal kami dilihat berdasarkan teknik dan tingkat kehadiran. Absen juga akan jadi pertbangan kita nanti apakah degradasi atau tidak. Ini kita sama-sama belajar disiplin demi prestasi Gulat Kaltim. Kalau atlet bagus di teknik tapi tidak disiplin sama saja tidak ada gunanya. Keduanya harus seimbang," tutur Sumarlani. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018