Samarinda (Antaranews Kaltim) - KONI Kalimantan Timur batal membentuk tim monitoring dan evaluasi bersamaan dengan dilaksanakannya program pemusatan latihan desentralisasi mandiri untuk persiapan atlet menuju PON 2020.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Kaltim Alfons T Lung saat ditemui wartawan di Samarinda, Kaltim, Rabu, menjelaskan bahwa batalnya pembentukan tim monitoring tersebut karean alasan keterbatasan anggaran yang dimiliki KONI Kaltim.

Menurut Alfon tim monitoring tersebut sedianya dibentuk untuk melakukan pengawasan dan evaluasi selama atlet Kaltim menjalani pusat pelatihan dibawah naungan pengurus cabang olahraganya.

Ia menegaskan dalam melaksanakan kegiatannua tim monitoring membutuhkan anggaran yang tidak sedikit utamanya saat memantau progres atlet di daerah-daerah.

"Hal yang mudah untuk evaluasi itu dengan melihat hasil-hasil dari kejuaraan yang mereka ikuti, seperti kejurnas termasuk dengan Porprov. Kalau tidak juara di Porprov, akan dievaluasi dengan memanggil pelatih yang bersangkutan, dan akan dievaluasi, itu rencana awalnya kita membentuk tim monitoring," jelasnya.

Namun dengan batalnya tim monitoring tersebut, secara otomatia koreksi dan evaluasi mengacu dari data tim pelatih masing-masing cabang olahraga, karena komitmen dari awal semua atlet akan dilakukan evaluasi secara bertahap.

"Kalau faktanya ada atlet mengalami penurunan performa maka harus kita evaluasi atau didegradasi," ungkap Alfons.

Ia menambahkan pihaknya menyiapkan sejumlah event yang diikuti peserta TC desentralisasi mandiri. Evaluasi akan rutin dilakukan setiap tiga bulan berdasarkan hasil even yang diikuti.

"Event kejuaraaan sudah kami siapkan. Dari kejuaraan yang kami tentukan itu akan kami lihat perkembangannya dan itu nanti dilakukan per tiga bulan. Kalau tidak berprestasi berdasarkan evaluasi kami, langsung dicoret digantikan dengan yang lain yang memiliki progres bagus," tutur Alfons.

Total atlet yang ambil bagian dalam TC Desentralisasi Mandiri yaitu 252 orang, ditambah 43 pelatih dan 5 official dengan total 300 orang dari 27 cabang olahraga.

TC ini merupakan strategi KONI Kaltim menghadapi PON 2020 di Papua, demi mempertahankan prestasi 5 besar dan terbaik di luar Pulau Jawa. (*)




Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018