Penajam (Antaranews Kaltim) - Para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya serangan hama wereng coklat dan pengerek batang yang dapat menurunkan produktivitas tanaman padi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Bambang Marjuki saat ditemui di Penajam, Rabu, mengatakan, pada musim tanam pertama tanaman padi rentan terserang hama wereng coklat dan pengerak batang.

"Wereng coklat dan penyakit pengerek batang patut diwaspadai petani pada saat musim tanam padi tahap pertama," ujarnya.

Bardasarkan pengalaman tahun sebelumnya, hama pengerek batang dan wereng coklat yang mendominasi merusak tanaman padi di wilayah Penajam Paser Utara.

Musim tanam padi tahap pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara mulai dilakukan Oktober 2017 sampai Maret 2018 dan sampai saat ini luas areal tanaman padi sudah mencapai 5.200 hektare.

Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara menargetkan hingga Maret 2018 lahan persawahan di daerah setempat yang tertanami padi seluas 10.702 hektare.

Untuk mengantisipasi serangan hama tersebut, lanjut Bambang, tim pengamat penyakit Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara diterjunkan langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan.

"Pengamat penyakit langsung melakukan pemantauan di lapangan dan petani juga diminta melakukan penanganan dini untuk mengantisipasi serangan hama," jelasnya.

Namun, lanjut Bambang, Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 tidak menyediakan bantuan obat-obatan hama tanaman padi untuk para petani, sebab anggaran daerah semakin menurun.

Penanggulangan serangan hama tanaman padi menjadi tanggung jawab petani, sementara Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan turun melakukan penanggulangan jika penyebaran hama meluas.

"Dinas Pertanian memiliki obat penanggulangan hama, tapi akan digunakan kalau kondisi di lapangan atau serangan hama sudah kategori luar biasa," tambah Bambang Marjuki. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018