Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pengurus Provinsi Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Kalimantan Timur memutuskan tidak lagi menggunakan jasa pelatih asing untuk menangani para atlet dalam persiapan jangka panjang menghadapi PON 2020.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov PGSI Kaltim Buyamin kepada wartawan di Samarinda, Minggu, mengatakan, keputusan itu bukan berarti pengurus tidak percaya dengan kualitas pelatih asing.

Namun, perbedaan kultur dan program latihan yang diterapkan oleh pelatih asing menjadi pertimbangan untuk lebih memilih pelatih lokal.

"Program latihan bertolak belakang. Kalau dari kami lari dan angkat beban itu perlu untuk daya tahan, sedangkan dari pelatih asing mengatakan tidak perlu, karena menganggap gulat tidak lari. Artinya memang pola latihan dan fisik mereka dengan kita itu berbeda," katanya.

Pada PON 2016 di Jawa Barat, tim gulat Kaltim ditangani pelatih asal Bulgaria Marian Nedkov Avramov, tetapi justru prestasi para atlet merosot tajam dengan hanya mendapatkan enam medali emas, tiga perak dan delapan perunggu.

Padahal saat PON 2016 itu, gulat sebagai cabang olahraga andalan kontingen Kaltim dibebani target sebanyak 16 medali emas.

Menurut Buyamin, PGSI Kaltim lebih memilih memaksimalkan peran pelatih lokal, mengingat Kaltim punya segudang mantan atlet gulat berprestasi nasional dan internasional yang sudah bisa menjadi pelatih.

"Pelatih lokal kualitasnya tidak kalah dari pelatoh asing. Buktinya, Kaltim mampu mengembalikan kejayaan gulat pada kejuaraan nasional 2017 lalu," katanya.

Dengan pelatih lokal, tim gulat Kaltim bisa meraih kembali merebut gelar juara umum dengan meraih enam medali emas, dua perak dan tujuh perunggu di kejurnas 2017.

"Prestasi kejurnas itu sekaligus menghapus prestasi kelam gulat Kaltim di ajang PON 2016 yang gagal mempertahankan predikat juara umum," ujar Buyamin. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018