Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Taekwondoin asal Kalimantan Timur, Eka Sahara, bertekad ingin mewujudkan impiannya merebut medali emas pada SEA Games XXVI-2011 di Jakarta, setelah upayanya gagal pada dua kali kejuaraan serupa.
"Tentunya saya berharap bisa menjadi juara, karena dari dua kali keikutsertaan saya di SEA Games, saya hanya bisa membawa pulang medali perunggu, kali ini saya akan berusaha semaksimal mungkin, mumpung SEA Games berlangsung di Indonesia," kata Eka Sahara yang dihubungi di Samarinda, Selasa.
Seharusnya, kata Eka keinginan itu bisa Ia wujudkan pada SEA Games Laos dua tahun lalu, setelah empat tahun sebelumnya Eka bisa merebut medali perunggu pada SEA Games Filipina tahun 2005, namun sayangnya penampilannya kurang prima karena sempat mengalami cidera menjelang pertandingan.
"Apa boleh buat setelah saya absen di SEA Games Thailand tahun 2007 ternyata cidera saya masih berlanjung menjelang pertandingan, sehingga saya gagal untuk memperbaiki prestasi yang pernah saya rebut di SEA Games," tutur Eka.
Keinginan putri kelahiran Samarinda 28 Agustus 1988 itu merebut medali emas begitu kuat, karena bukan hanya termotivasi pada target PB TI maupun target Indonesia merebut juara umum SEA Games semata, namun juga terlecut oleh cabang lain di Kalimantan Timur yang telah sukses menyumbangkan medali emas untuk tim Indonesia.
"Cabang gulat sudah beberapa kali menyumbangkan medali emas di SEA Games, dan kali ini Taekwondo pun harus bisa," kata putri pasangan Basid Rahmad dan Hariatun itu.
Bermain dikelas yang berbeda pada tiga kali SEA Games, tentunya sangat sulit bagi Eka untuk memetakan kekuatan lawan, pasalnya dia yang saat ini sudah naik kelas di over 73kg putri jarang bertemu tanding melawan pesaingnya pada SEA Games mendatang.
"Mungkin saat ini atlet Vietnam yang katanya bagus, tapi saya juga belum tahu persis, karena lebih penting bagi saya mempersiapkan diri sebaik mungkin dibanding mengukur kekuatan lawan,' jelas Eka.
Latihan tiga kali sehari yang diterapkan pelatih baru asal Korea di pelatnas, bagi Eka tidak menjadi keluhan baginya, bahkan Ia merasakan perlu untuk menambah jam latihan supaya dia lebih siap bertanding di SEA Games mendatang.
"Awalnya saja berat kita lalui berlatih tiga kali sehari, tapi sekarang sudah biasa, bahkan saya sudah tidak merasa capek lagi sesuai latihan," tutur Eka.
Kemunculan Eka Sahara dikancah nasional memang penuh kejutan, karena awalnya dia hanya sebagai atlet titipan Pengprov TI Kaltim di pelatnas, namun justru Eka yang belum setahun menjalani pelatnas masuk dalam tim inti dan tampil di SEA Games di Filipina tahun 2005 dan merebut medali perunggu di debut pertamanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Tentunya saya berharap bisa menjadi juara, karena dari dua kali keikutsertaan saya di SEA Games, saya hanya bisa membawa pulang medali perunggu, kali ini saya akan berusaha semaksimal mungkin, mumpung SEA Games berlangsung di Indonesia," kata Eka Sahara yang dihubungi di Samarinda, Selasa.
Seharusnya, kata Eka keinginan itu bisa Ia wujudkan pada SEA Games Laos dua tahun lalu, setelah empat tahun sebelumnya Eka bisa merebut medali perunggu pada SEA Games Filipina tahun 2005, namun sayangnya penampilannya kurang prima karena sempat mengalami cidera menjelang pertandingan.
"Apa boleh buat setelah saya absen di SEA Games Thailand tahun 2007 ternyata cidera saya masih berlanjung menjelang pertandingan, sehingga saya gagal untuk memperbaiki prestasi yang pernah saya rebut di SEA Games," tutur Eka.
Keinginan putri kelahiran Samarinda 28 Agustus 1988 itu merebut medali emas begitu kuat, karena bukan hanya termotivasi pada target PB TI maupun target Indonesia merebut juara umum SEA Games semata, namun juga terlecut oleh cabang lain di Kalimantan Timur yang telah sukses menyumbangkan medali emas untuk tim Indonesia.
"Cabang gulat sudah beberapa kali menyumbangkan medali emas di SEA Games, dan kali ini Taekwondo pun harus bisa," kata putri pasangan Basid Rahmad dan Hariatun itu.
Bermain dikelas yang berbeda pada tiga kali SEA Games, tentunya sangat sulit bagi Eka untuk memetakan kekuatan lawan, pasalnya dia yang saat ini sudah naik kelas di over 73kg putri jarang bertemu tanding melawan pesaingnya pada SEA Games mendatang.
"Mungkin saat ini atlet Vietnam yang katanya bagus, tapi saya juga belum tahu persis, karena lebih penting bagi saya mempersiapkan diri sebaik mungkin dibanding mengukur kekuatan lawan,' jelas Eka.
Latihan tiga kali sehari yang diterapkan pelatih baru asal Korea di pelatnas, bagi Eka tidak menjadi keluhan baginya, bahkan Ia merasakan perlu untuk menambah jam latihan supaya dia lebih siap bertanding di SEA Games mendatang.
"Awalnya saja berat kita lalui berlatih tiga kali sehari, tapi sekarang sudah biasa, bahkan saya sudah tidak merasa capek lagi sesuai latihan," tutur Eka.
Kemunculan Eka Sahara dikancah nasional memang penuh kejutan, karena awalnya dia hanya sebagai atlet titipan Pengprov TI Kaltim di pelatnas, namun justru Eka yang belum setahun menjalani pelatnas masuk dalam tim inti dan tampil di SEA Games di Filipina tahun 2005 dan merebut medali perunggu di debut pertamanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011