Samarinda (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur menilai inflasi sebesar 1,02 persen pada Desember 2017 masih terkendali, akibat intensifnya koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan pihak terkait.

"Pencapaian inflasi Kaltim yang terkendali tersebut merupakan hasil koordinasi antara pemerintah daerah melalui TPID, Bank Indonesia maupun dengan pihak terkait lainnya dalam melakukan berbagai upaya," ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Selasa malam.

BI Kaltim akan terus melaksanakan koordinasi yang baik dengan seluruh pihak guna menjaga kestabilan harga, termasuk memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas.

Muhammad Nur mengatakan Bank Indonesia secara konsisten akan melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim menuju sasaran inflasi pada 2018 sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen secara tahunan.

Inflasi Kaltim sebesar 1,02 persen (mtm) pada Desember 2017 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang berdeflasi hingga minus 0,16 persen (mtm).

Samarinda dan Balikpapan mengalami inflasi masing masing sebesar 0,73 persen dan 1,41 persen. Sedangkan secara tahunan, inflasi pada kedua kota tersebut masing-masing sebesar 3,69 persen dan 2,45 persen.

Inflasi di bulan Desember 2017 disebabkan peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,78 persen (mtm) serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,14 persen (mtm).

Hal tersebut sejalan dengan pola musiman, yakni pada periode akhir tahun kerap terjadi kenaikan harga yang disebabkan oleh peningkatan permintaan terhadap beberapa komoditas, terutama komoditas terkait perayaan Hari Besar Keagamaaan serta hari libur nasional pada Desember.

Pada 2017, kata Muhammad Nur, tingkat inflasi Kaltim tercatat sebesar 3,15 persen (yoy), lebih rendah dari angka inflasi tahun 2016 yang tercatat 3,39 persen (yoy).

Berita terkait: Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Picu Inflasi Kaltim

Tingkat inflasi Kaltim tahun 2017 juga lebih rendah dibanding tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,61 persen (yoy), sekaligus menandakan bahwa tingkat inflasi Kaltim tahun 2017 berada di bawah target inflasi nasional yakni sebesar 4 persen plus minus 1 persen (yoy).

Sepanjang tahun 2017, tekanan inflasi terbesar berasal dari harga-harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices) yang mengalami inflasi sebesar 8,35 persen.

"Sedangkan tingkat inflasi inti tercatat sangat stabil, yakni sebesar 2,46 persen. Di sisi lain, kelompok bahan makanan yang harganya berfluktuatif (volatile food) mencatatkan deflasi hingga minus 0,34 persen," ujar Muhammad Nur. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018