Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago
menilai rencana pemutaran kembali film G-30S/PKI akan memposisikan sikap
Presiden Joko Widodo yang sesungguhnya.
"Ini
bisa saja test on the water terhadap pemerintahan sekarang, ke arah mana
posisi dan sikap pemerintah. Jika Jokowi membiarkan penayangan film
tersebut, tentu akan disambut baik kalangan yang selama ini membenci
komunis atau PKI," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Namun,
Presiden bakal mendapat citra buruk dari sebagian masyarakat yang
menilai bahwa film G30S/PKI sarat dengan kebohongan dan alat propaganda
politik Orde Baru.
Akan tetapi, jika Presiden
Jokowi melarang pemutarannya, tentu ada kalangan yang mempertanyakan
komitmen untuk 'menggebuk PKI' yang pernah dinyatakan Jokowi.
"Pemutaran
film ini sejalan dengan pernyataan Jokowi untuk 'gebuk PKI'. Kalau
tiba-tiba dilarang, bisa kontraproduktif dengan pernyataan presiden
sebelumnya. Ini bisa blunder dan bunuh diri politik bagi citra presiden
apabila melarangnya," tegas Pangi.
Oleh
karenanya, Presiden harus terampil mengelola isu-isu PKI, tidak bereaksi
berlebihan dan reaksioner agar tidak menjadi komoditas politik.
"Kalau
tidak bisa dimanajemen dengan baik, maka bisa dijadikan komoditas
politik oleh lawan dan berpotensi menggerus dan membahayakan citra
jokowi," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting
itu.
Pangi menilai wajar jika ada pandangan dari Presiden Jokowi meminta film G-30S/PKI diperbaiki, sehingga ada sudut pandang lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017