Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia mengakui kegagalan para atletnya memenuhi target tiga medali emas sekaligus mempertahankan tradisi juara umum pada ajang SEA Games 2017 di Malaysia.

Sekretaris Jenderal PP PBSI Ahmad Budiarto saat menghadiri Musyawarah Provinsi PBSI Kaltim di Samarinda, Senin, mengatakan, tim bulu tangkis Indonesia hanya meraih dua medali emas dari nomor beregu putra dan tunggal putra, sementara sektor ganda putra yang juga menjadi andalan ternyata tidak mampu merealisasikan target.

"SEA Games tahun Ini hasil yang kurang menggembirakan, bukan hanya kita gagal memenuhi target emas, namun kita juga gagal mempertahankan tradisi juara umum cabang bulu tangkis yang dalam sepuluh tahun terakhir selalu bisa kita rebut," jelas Ahmad Budiarto.

Ia mengakui bahwa tim bulu tangkis yang diterjunkan pada SEA Games 2017 merupakan para pemain muda, karena pemain senior difokuskan mengikuti kejuraan dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia.

"Kami bersyukur karena di kejuaran dunia itu kita masih bisa meraih satu gelar juara dari nomor ganda campuran melalui pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir," katanya.

Untuk Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, tambah Budiarto, cabang bulu tangkis dibebani target dua medali emas. Target itu mengacu pada hasil yang dicapai pada Asian Games 2014.

Ia menilai target itu masih realistis dan optimistis bisa direalisasikan, karena Indonesia masih memiliki kekuatan di nomor ganda campuran dan ganda putra untuk ajang tingkat Asia.

Namun demikian, Budiarto menambahkan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar yang harus diwujudkan PBSI, yakni mengembalikan kekuatan nomor tunggal putra dan putri yang prestasinya menurun dalam beberapa tahun terakhir.

"Sudah saatnya tunggal putra dan putri kita bisa mencapai `top level` untuk berbagai kejuaraan internasional. Ini yang harus kita wujudkan," tegasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017