Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pelatih Borneo FC Ricky Nelson mengakui para pemainnya tampil kurang greget dan di bawah performa terbaik, sehingga menyerah 0-1 dari Sriwijaya FC pada laga lanjutan kompetisi Liga 1 di Stadion Segiri Samarinda, Sabtu.
Tim berjuluk "Pesut Etam" harus merelakan rekor tak pernah kalah di kandangnya terhenti, setelah gol tunggal penyerang Sriwijaya FC Beto Gonsalves di menit akhir babak kedua menjebol gawang M Ridho.
"Mohon maaf kepada masyarakat Samarinda dan suporter, kami main di bawah performa. Kami menargetkan kemenangan, tapi justru kondisi berbalik, karena lawan mampu memanfaatkan serangan balik dan bisa mencetak gol," kata Ricky.
Dengan kekalahan ini, lanjut Ricky, tugas dan tangung jawab tim akan semakin berat, karena Borneo FC harus mampu mencuri kemenangan saat laga tandang untuk mengganti poin yang hilang
"Kami akan evaluasi hasil ini untuk menghadapi pertandingan berikutnya, semoga kami dan para pemain bisa bangkit lagi," katanya.
Disinggung tidak diturunkannya Shane Smeltz, ia mengatakan bahwa penyerang asal Selandia Baru itu masih menderita cedera sehingga tidak ada pilihan lain kecuali memasang Lerby sebagai penyerang tunggal.
Kapten tim Borneo FC Ponaryo Astaman sepakat dengan Ricky Nelson bahwa rekan-rekannya harus cepat melupakan hasil buruk di kandang dan bersiap menghadapi laga berikutnya.
"Ini kekalahan kandang kita yang pertama, bagi para pemain tentu sangat berat, namun kami harus lupakan kesedihan ini dan segera bangkit untuk menatap laga berikutnya," kata Ponaryo.
Sementara itu, asisten pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan mengaku bersyukur dengan hasil positif yang dicapai oleh para pemainnya.
"Target kami bisa mencuri poin, tapi justru kami bisa memenangi laga, tentu kami sangat bersyukur dan mengapresiasi perjuangan seluruh pemain," katanya.
Sedangkan kapten tim Sriwijaya FC Hilton Moreira mengakui bahwa sebenarnya Borneo FC juga tampil cukup baik, namun timnya lebih beruntung karena bisa mencetak gol kemenangan.
"Tambahan tiga poin ini cukup berarti bagi kami, karena kami bertekad untuk memperbaiki peringkat di putaran kedua ini," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Tim berjuluk "Pesut Etam" harus merelakan rekor tak pernah kalah di kandangnya terhenti, setelah gol tunggal penyerang Sriwijaya FC Beto Gonsalves di menit akhir babak kedua menjebol gawang M Ridho.
"Mohon maaf kepada masyarakat Samarinda dan suporter, kami main di bawah performa. Kami menargetkan kemenangan, tapi justru kondisi berbalik, karena lawan mampu memanfaatkan serangan balik dan bisa mencetak gol," kata Ricky.
Dengan kekalahan ini, lanjut Ricky, tugas dan tangung jawab tim akan semakin berat, karena Borneo FC harus mampu mencuri kemenangan saat laga tandang untuk mengganti poin yang hilang
"Kami akan evaluasi hasil ini untuk menghadapi pertandingan berikutnya, semoga kami dan para pemain bisa bangkit lagi," katanya.
Disinggung tidak diturunkannya Shane Smeltz, ia mengatakan bahwa penyerang asal Selandia Baru itu masih menderita cedera sehingga tidak ada pilihan lain kecuali memasang Lerby sebagai penyerang tunggal.
Kapten tim Borneo FC Ponaryo Astaman sepakat dengan Ricky Nelson bahwa rekan-rekannya harus cepat melupakan hasil buruk di kandang dan bersiap menghadapi laga berikutnya.
"Ini kekalahan kandang kita yang pertama, bagi para pemain tentu sangat berat, namun kami harus lupakan kesedihan ini dan segera bangkit untuk menatap laga berikutnya," kata Ponaryo.
Sementara itu, asisten pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan mengaku bersyukur dengan hasil positif yang dicapai oleh para pemainnya.
"Target kami bisa mencuri poin, tapi justru kami bisa memenangi laga, tentu kami sangat bersyukur dan mengapresiasi perjuangan seluruh pemain," katanya.
Sedangkan kapten tim Sriwijaya FC Hilton Moreira mengakui bahwa sebenarnya Borneo FC juga tampil cukup baik, namun timnya lebih beruntung karena bisa mencetak gol kemenangan.
"Tambahan tiga poin ini cukup berarti bagi kami, karena kami bertekad untuk memperbaiki peringkat di putaran kedua ini," tegasnya. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017