Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur menilai laju inflasi di daerah ini pada Juli 2017 yang sebesar 0,12 persen, cukup terkendali karena pencapaiannya disebabkan oleh faktor volatile foods (harga bergejolak).

"Capaian inflasi Kaltim pada Juli berbeda dengan bulan sebelumnya, karena inflasinya lebih rendah ketimbang inflasi nasional yang mencapai 0,22 persen," ujar Kepala BI Kpw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Selasa.

Komoditas utama penyumbang inflasi pada Juli adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Selain itu, terdapat beberapa komoditas pangan yang memberikan tekanan inflasi pada Juli 2017 yaitu bawang merah, tomat sayur, dan daging ayam ras. Sementara komoditas pangan seperti bawang putih, kacang panjang, dan bayam mengalami deflasi.

Selanjutnya, BI Kaltim bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setempat akan terus memantau pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum baik domestik maupun eksternal.

Beberapa fokus utama masih sama dengan periode sebelumnya, yakni memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan pokok, termasuk distribusi energi baik BBM maupun LPG.

Kemudian peningkatan kualitas infrastruktur, sarana logistik, dan menjaga efektivitas komunikasi kepada masyarakat mengenai informasi harga pangan.

Bank Indonesia juga secara konsisten melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini, guna menuju sasaran inflasi akhir tahun sebesar 4+1 persen (yoy).

Ia melanjutkan, jika dihitung secara tahunan, maka inflasi Kaltim mengalami penurunan dari 4,54 persen (yoy) pada Juni 2017 menjadi 4,09 persen (yoy) pada Juli 2017.

Angka inflasi tahunan ini juga masih sama dengan data historis, yakni lebih tinggi ketimbang inflasi tahunan nasional yang mencapai 3,88 persen (yoy).

Dengan demikian, katanya, inflasi Kaltim secara perhitungan tahun kalender (Januari-Juli 2017) tercatat sebesar 2.76 persen (ytd).

"Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi yang terjadi di Kaltim dipengaruhi oleh Samarinda sebesar 0,60 persen (mtm) atau 4,72 persen (yoy), kemudian di Balikpapan mengalami deflasi 0,52 persen (mtm) atau 3,26 persen (yoy)," ucap Nur.

Jika dilihat dari komponen pembentuknya, inflasi Kaltim pada Juli 2017 dipengaruhi oleh kelompok inti terutama nasi dan lauk, sementara pada kelompok volatile foods oleh tomat sayur, dan kelompok administered prices mengalami deflasi yang disebabkan turunnya tarif angkutan udara. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017