Bontang  (ANTARA News - Kaltim) - Peluang usaha untuk produksi panganan tradisional sangat terbuka di Kota Bontang (Kaltim), mengingat penduduknya yang heterogen.
  
Dilaporkan di Bontang, Minggu, misalnya wingko makanan tradisional, jenis babat Kabupaten Lamongan Jawa Timur  yang diproduksi usaha kecil (home industry) di Bontang cukup diminati.

"Kita bisa memproduksinya karena didukung ketersediaan bahan baku, kelapa muda yang melimpah," kata Sri, salah seorang pengusaha kecil yang memproduksi panganan tradisional asal Jawa Timur itu.

Dua pengusaha industri rumahan kini menekuni usaha ini.  Mbak Sri di Gunung Sari dan Yudithia di Berebas Tengah Jl Zamrud II nomer 24 RT 43.

Jika Mbah Sri dah menekuni usaha wingko lebih awal dengan model ukuran lebih kecil. Tetapi Yudith dalam produksi wingko panganan tradisional yang memiliki rasa gurih ini memiliki ukuran lebih besar.

Omzet pemasaran diakui Yudith cukup lumayan, tetapi ada kendala karena termasuk makanan basah dan belum menemukan cara pengawetan membuat keuntungan yang dipetik sekitar 50 sampai 75 persen dari modal.

“Saya belum menemukan trik bagaimana mengawetkan.  Apa karena bungkusnya memakai plastik sehingga lembab.  Ingin sih belajar langsung ke Babat Lamongan atau Cepu yang dalam produksi telah memakai kemasan kertas,” kata Yudith yang baru menekuni usaha wingko dalam setahun terakhir.

Yudith mengakui rasa wingko buatannya tidak kalah dari wingko Lamongan karena baru saja sepekan lalu, dia pulang dan membandingkan rasa wingko Lamongan yang dijual di atas bus ternyata wingko buatannya tidak kalah bahkan lebih gurih dan memiliki rasa manis karena menggunakan bahan-bahan alami tanpa pemanis lainnya.

Apalagi pasokan kelapa muda di Bontang lumayan cukup tersedia sehingga menunjang lancarnya produksi panganan tradisional (wingko) yang juga cukup dikenal di Semarang Jawa Tengah ini. 

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011