Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap Program Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan (Sigap) yang dikembangkan LSM The Nature Conservancy (TNC) diperluas hingga ke setiap desa karena bermanfaat bagi kemandirian berbasis kearifan lokal.

"Metode Sigap sangat luar biasa karena mampu mengubah pola pandang warga. Cara menyingkat nama juga menarik," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kaltim M Jauhar Efendi, saat membuka pelatihan metode Sigap di Samarinda, Kamis.

Pendekatan Sigap ini bermanfaat untuk penggali kekuatan atau potensi yang dimiliki desa dalam melakukan perubahan atau pembangunan sesuai dengan kearifan lokal desa.

Penerapan Sigap terdiri dari tujuh tahapan, yaitu "disclosure", "define", "discover", "dream", "design", "delivery", dan "drive".

Sejak TNC memulai dengan dua desa model yaitu Kampung Merabu dan Kampung Long Duhung di Kabupaten Berau pada 2012, kini Sigap diterapkan di 26 kampung di Kabupaten Berau.

Mengingat Program Sigap dan telah terbukti positif dalam membangun desa/kampung, maka Jauhar berharap metode ini bisa dikembangkan ke seluruh desa di Kaltim.

Saat ini lanjutnya, DPMPD sedang mengkaji draf peraturan gubernur yang ke depannya untuk menguatkan penerapan Sigap di Kaltim.

Salah satu hal penting dalam keberhasilan Sigap adalah ketersediaan pelaksana di lapangan atau fasilitator kampung.

Tugas fasilitator dalam program Sigap adalah, pada tahapan Disclosure, fasilitator diharapkan dapat meraih kepercayaan masyarakat desa.

Pendamping harus tinggal, terlibat, dan hidup bersama masyarakat di desa pendampingan. Jika kepercayaan sudah diraih, kemudian mengarah ke tahapan selanjutnya.

Pelatihan metode Sigap mulai 15-18 Juni, diikuti 25 pendamping desa dari tiga provinsi, yakni Kalimantan Barat, Riau, dan Kalimantan Timur.

Mereka mewakili pendamping desa dan anggota LSM yang akan menjalankan metode Sigap di masing-masing wilayah.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017