Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama para distributor bahan kebutuhan pokok setempat melakukan penandatanganan komitmen guna menekan harga di pasaran agar tidak melonjak selama Ramadhan dan hari besar keagamaan.

"Penandatanganan komitmen ini saya nilai penting karena biasanya harga bahan pangan melonjak saat Ramadhan dan Lebaran, termasuk hari besar keagamaan lainnya," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Provinsi Kaltim Fuad Assadin di Samarinda, Selasa.

Hal itu dikatakan Fuad setelah memimpin rapat koordinasi mengenai bahan pangan pokok yang dirangkai dengan penandatanganan oleh puluhan distributor di Samarinda mengenai komitmen tidak menimbun stok sekaligus tidak menaikkan harga bahan pangan.

Beberapa distributor dan pengusaha ritel yang hadir sekaligus melakukan penandatanganan, antara lain perwakilan dari Hypermart, Lotte Mart, Cahaya Setia Utama Samarinda, Bulog Divre Samarinda, dan beberapa dari Disperindagkop kabupaten/kota di Kaltim.

Bahan pangan utama yang harganya harus dijaga agar tidak naik di tingkat eceran, antara lain daging beku maksimal Rp80 ribu per kg, gula pasir Rp12,5 ribu per kg, minyak goreng dalam kemasan sederhana Rp11 ribu per kg, dan minyak goreng curah eceran Rp10.500 per kg.

Dalam kaitan penandatanganan oleh para distributor tersebut, katanya, pemerintah merupakan pihak yang melakukan mediasi dan fungsi koordinasi.

Ia menjelaskan melalui penandatanganan komitmen itu maka pelaku usaha, dalam hal ini distributor, menaati kesepakatan. Jika mereka tidak menaati kesepakatan maka akan ada sanksi tertentu.

Dia mengatakan penandatanganan komitmen semacam itu baru pertama kali dilakukan di Kaltim, sehingga diharapkan selama Ramadhan dan Lebaran, sampai hari besar lainnya tidak ada kenaikan harga bahan pangan pokok.

Pemerintah, kata dia, menargertkan pada 2017 laju inflasi tertinggi sebesar 4 persen. Target itu agar pertumbuhan ekonomi juga bisa naik sekitar 5,2 persen.

"Jika inflasi tinggi, tentu dampaknya langsung dirasakan masyarakat, karena daya belinya akan menurun, bahkan bisa jadi ada masyarakat yang tidak mampu membeli. Makanya inflasi harus ditekan agar ekonomi juga tumbuh positif," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah pusat telah memberi penilaian bagus bagi Kaltim karena stok pangan aman, termasuk pergerakan harga juga normal.

Pihaknya bersama semua unsur terkait lainnya harus mempertahankan kondisi itu.

"Saya sudah cek harga beberapa ritel di Samarinda tentang harga yang masih normal, bahkan saya juga membeli. Daging beku misalnya, kemarin saya beli di salah satu ritel dengan harga Rp75 ribu per kg. Saya bersyukur karena ternyata harganya di bawah Rp80 ribu," ucap Fuad.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017