Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyusun kajian terkait pengambilalihan pengelolaan ladang minyak dan gas Chevron Indonesie Company di Terminal Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam.

Chevron Indonesie Company asal Amerika itu segera mengakhiri kontrak di Terminal Lawe-Lawe, Penajam tahun 2018.

"Kami meminta akademisi Universitas Mulawarman, Samarinda, untuk menyusun kajian terkait pengelolaan sumur migas itu," kata Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar, ketika ditemui di Penajam, Senin.

Menurut bupati sudah disiapkan empat skenario pengelolaan, salah satunya konsorsium Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD dengan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola empat lapangan migas tersebut.

Dalam pola konsorsium itu, 49 persen saham untuk daerah penghasil dan 51 pesrsen untuk PT Pertamina (Persero) atau pemerintah pusat.

"Dengan pembagian saham seperti itu, PAD yang akan diperoleh pemerintah kabupaten mencapai Rp1,5 triliun, bahkan bisa mencapai Rp2,3 triliun," ungkap Yusran Aspar.

Untuk itu bupati meminta dukungan masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara untuk bisa mendapatkan hak pemgelolaan ladang Migas tersebut.

"Pemerintah kabupaten tidak bisa hanya berupaya atau bekerja sendiri untuk bisa mendapatkan hak pengelolaan sumur migas itu," ujar Yusran Aspar.

Bupati menimpali lagi, "seluruh elemen masyarakat diharapkan ikut membantu dengan memberikan dukungan terhadap rencana pengelolaan ladang migas itu,".

Dukungan masyarakat tersebut lanjut Yusran Aspar, tidak hanya di tingkat daerah, namun dukungan masyarakat juga harus disampaikan hingga ke tingkat pemerintah provinsi dan pusat.

"Pengelolaan sumur migas di Terminal Lawe-Lawe diyakini dapat meningkatjan PAD (pendapatan asli daerah) Kabupaten Penajam Paser Utara," ucapnya.

Selain itu Yusran Aspar juga optimistis pengembilalihan pengelolaan ladang migas yang masuk Blok Wailawe East Kalimantan di wilayah Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam tersebut mampu menyerap lebih kurang 11.000 tenaga kerja lokal.

Informasi yang diperoleh pada 2016, lapangan Attaka yang berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara, lapangan Yakin dan Sepinggan yang ada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, serta lapangan West Seno di Selat Makassar memproduksi 17.700 barel minyak dan gas sebanyak 152,5 juta standar kaki kubik per hari (mmscdfd).

Sementara sisa cadangan migas di empat lapangan tersebut masih sekitar 63,6 barel minyak dan gas 2,317 mmscfd. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017