Samarinda (ANTARA Kaltim) - Stok sapi di Provinsi Kalimantan Timur khusus untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran 2017 diperkirakan melebihi jumlah yang dibutuhkan masyarakat, sehingga warga dinilai tidak melakukan aksi borong agar harga tidak melonjak.

"Dari kebutuhan sapi yang diperkirakan sebanyak 15.657 ekor atau setara dengan 2.468 ton daging, stok yang tersedia sekarang mencapai 16.056 ekor sapi atau setara dengan 2.530 ton daging segar," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Senin.

Ini berarti terjadi kelebihan stok mencapai 299 ekor atau sekitar 47 ton daging setelah disembelih dan dagingnya dipisahkan dari tulang, sehingga warga diminta tidak khawatir karena pemerintah menjamin stok aman.

Perkiraan kebutuhan sapi sebanyak itu mengalami peningkatan sekitar 3,5 persen ketimbang kebutuhan untuk Ramadhan dan Lebaran tahun sebelumnya yang tercatat 14.541 ekor sapi atau setara dengan 2.283 ton daging segar.

Tahun lalu pihaknya juga menyiapkan stok yang juga dilebihkan dari perkiraan kebutuhan, yakni stok yang disiapkan sebanyak 14.912 ekor sapi atau setara dengan 2.341 ton daging, dari kebutuhan 14.541 ekor sapi atau 2.283 ton daging, sehingga tahun lalu ada kelebihan 371 ekor sapi atau setara dengan 58 ton daging.

Ia mengaku bahwa sapi sebanyak itu masih banyak didatangkan dari luar daerah seperti dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan (Sulsel), Palu, dan Jawa Timur (Jatim), sementara peternak lokal hanya mampu menyiapkan sedikit untuk kebutuhan setempat.

"Tahun ini sapi yang didatangkan dari NTB, NTT, Sulsel, Palu, dan Jatim mencapai 73,13 persen, sedangkan peternak lokal hanya mampu menyediakan 26,87 sapi potong, di luar sapi yang dipelihara dan di luar sapi betina produktif yang masih dikembangkan," ujarnya.

Mengingat masih tingginya kebutuhan sapi dari luar daerah, lanjutnya, maka hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Kaltim, sehingga ia minta peternak terkait mengembangkan sapinya, kemudian investor diharapkan melirik subsektor ini agar Kaltim tidak perlu mendatangkan sapi dari luar daerah. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017