Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Program "Mini University" angkatan kedua tahun 2017 yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur mendidik dan membina sebanyak 80 orang calon wirausahawan agar mampu membuka lapangan usaha secara mandiri.

"Tahun ini merupakan angkatan kedua program Mini University. Untuk angkatan pertama pada 2016 diikuti 23 peserta yang sekarang semuanya sudah lulus," ujar Kepala BI Perwakilan Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Kamis.

Ia menyampaikan hal itu setelah melakukan penandatanganan naskah perjanjian kerja sama tentang pengembangan kerajinan rotan untuk diolah menjadi berbagai produk berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi bagi Kabupaten Mahakam Ulu.

Menurut Nur, dari 23 peserta yang dibina selama enam bulan itu, kini semuanya telah mampu membuka usaha atau lapangan kerja sendiri, bahkan beberapa di antaranya usaha yang dijalankan terus berkembang.

Sedangkan pada 2017, program mini university telah dilakukan pendaftaran pada 6 April 2017 dengan jumlah peminat sekitar 200 orang. Dari hasil seleksi yang dilakukan tim BI, ada 80 orang pendaftar yang dinyatakan lolos untuk selanjutnya dididik dan dibina menjadi calon wirausahawan tangguh.

"Kalau angkatan pertama pendidikannya enam bulan, tapi untuk angkatan kedua ini hanya dua bulan. Pengurangan waktu pendidikan ini merupakan hasil evaluasi sebelumnya, sehingga untuk angkatan yang kedua ini waktu untuk pendampingannya yang lebih menjadi perhatian," ujarnya.

Ia melanjutkan program mini university berawal dari keinginan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengajak semua pihak bisa mencarikan solusi penciptaaan lapangan kerja, setelah banyaknya tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama dari sektor batu bara.

Dari keinginan itu, kemudian BI Kaltim menggagas semacam pelatihan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan minat dan bakat mereka yang terkena PHK, sehingga pola pendidikan dan pembinaannya tidak disamakan, tetapi sesuai dengan minat dan bakatnya dan masih mengarah pada jiwa entrepeneur.

"Mereka yang terkena PHK di pertambangan kan tidak bisa diterima di pasar kerja lain, karena tidak sesuai dengan keterampilannya, maka kami bersama pihak terkait di Kaltim menyusun strategi dan kurikulum semacam kursus singkat, termasuk ada kelas motivasi supaya mereka berjiwa tangguh dalam berusaha," ujar Nur.

Ia juga mengatakan setiap usaha yang dijalankan tidak harus pada produksi dan pemasaran, namun peserta diberi wawasan bagaimana agar produknya terus berkembang, misalnya untuk kain tenun Samarinda, bukan hanya menjual kainnya, tapi harus ada upaya agar kain tersebut naik sampai ke kelas fesyen. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017