Samarinda (ANTARA Kaltim) - Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) alimantan Timur mengajak seluruh elemen masyarakat daerah itu memberi dukungan penuh kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Ajakan itu disampaikan Juru Bicara Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim Herdiansyah Hamzah menanggapi teror yang dialami Novel Baswedan, salah seorang penyidik KPK yang disiram air keras oleh orang tak dikenal, Selasa pagi.
"Penyerangan terhadap penyidik KPK itu sebagai bentuk teror dalam upaya melemahkan pemberantasan korupsi. Peristiwa ini tidak harus mengendorkan semangat penegak hukum khususnya pegiat antikorupsi," kata Herdiansyah Hamzah ketika dihubungi dari Samarinda.
Teror terhadap penyidik KPK itu, katanya harus menjadi "trigger" atau pemicu baru bagi masyarakat dan para pegiat antikorupsi untuk memberikan dukungan kepada KPK dalam memberantas tindak pidana korupsi.
"Justru teror ini harus menjadi pemicu baru bahwa kita berhadapan dengan kekuatan yang berusaha melemahkan gerakan antikorusi dan itu harus dilakukan bersama-sama. Kejadian seperti ini bukan yang pertama dan gerakan masyarakat sipil juga harus memberikan sokongan penuh kepada KPK dalam semangat gerakan antikorupsi," kata Herdiansyah Hamzah.
Pengamat Hukum dan Politik Universitas Mulawarman itu mensinyalir penyerangan terhadap Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan kasus-kasus yang sedang ditangani oleh KPK.
"Ini jelas merupakan reaksi balik dari para koruptor yang tidak senang dengan keberadaan KPK," kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman tersebut.
KMS Kaltim yang merupakan gabungan berbagai elemen masyarakat dan kepemudaan yakni Pokja 30, Pusat Studi Anti Korupsi Unmul, Jatam Kaltim, Naladwipa Institut, Walhi Kaltim, Pusat Studi Otonomi Daerah dan Desa (PS-ODD) Unmul, Gusdurian Kaltim, Forum Pelangi Kaltim, Lakpesdam NU Kaltim dan Koalisi Dosen Unmul kata Herdiansyah Hamzah, mengutuk keras kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
"Ini adalah cara biadab dan keji dari mereka yang tidak senang dengan KPK. Negara melalui pihak kepolisian harus sesegera mungkin bertindak tegas mencari dan menangkap para pelaku teror terhadap Novel Baswedan serta mengungkap dalang di balik teror itu," jelas Herdiansyah Hamzah.
KMS Kaltim juga kata Herdiansyah Hamzah menyatakan teror terhadap Novel Baswedan harus dimaknai sebagai rangkaian teror dan serangan yang tidak terpisahkan terhadap gerakan antikorupsi secara umum dan kepada KPK pada khususnya.
"Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat agar memberikan sokongan luas terhadap upaya pemberantasan korupsi terutama terhadap kasus-kasus besar yang melibatkan aktor elit politik yang saat ini sedang ditangani oleh KPK," kata Herdiansyah Hamzah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Ajakan itu disampaikan Juru Bicara Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim Herdiansyah Hamzah menanggapi teror yang dialami Novel Baswedan, salah seorang penyidik KPK yang disiram air keras oleh orang tak dikenal, Selasa pagi.
"Penyerangan terhadap penyidik KPK itu sebagai bentuk teror dalam upaya melemahkan pemberantasan korupsi. Peristiwa ini tidak harus mengendorkan semangat penegak hukum khususnya pegiat antikorupsi," kata Herdiansyah Hamzah ketika dihubungi dari Samarinda.
Teror terhadap penyidik KPK itu, katanya harus menjadi "trigger" atau pemicu baru bagi masyarakat dan para pegiat antikorupsi untuk memberikan dukungan kepada KPK dalam memberantas tindak pidana korupsi.
"Justru teror ini harus menjadi pemicu baru bahwa kita berhadapan dengan kekuatan yang berusaha melemahkan gerakan antikorusi dan itu harus dilakukan bersama-sama. Kejadian seperti ini bukan yang pertama dan gerakan masyarakat sipil juga harus memberikan sokongan penuh kepada KPK dalam semangat gerakan antikorupsi," kata Herdiansyah Hamzah.
Pengamat Hukum dan Politik Universitas Mulawarman itu mensinyalir penyerangan terhadap Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan kasus-kasus yang sedang ditangani oleh KPK.
"Ini jelas merupakan reaksi balik dari para koruptor yang tidak senang dengan keberadaan KPK," kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman tersebut.
KMS Kaltim yang merupakan gabungan berbagai elemen masyarakat dan kepemudaan yakni Pokja 30, Pusat Studi Anti Korupsi Unmul, Jatam Kaltim, Naladwipa Institut, Walhi Kaltim, Pusat Studi Otonomi Daerah dan Desa (PS-ODD) Unmul, Gusdurian Kaltim, Forum Pelangi Kaltim, Lakpesdam NU Kaltim dan Koalisi Dosen Unmul kata Herdiansyah Hamzah, mengutuk keras kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
"Ini adalah cara biadab dan keji dari mereka yang tidak senang dengan KPK. Negara melalui pihak kepolisian harus sesegera mungkin bertindak tegas mencari dan menangkap para pelaku teror terhadap Novel Baswedan serta mengungkap dalang di balik teror itu," jelas Herdiansyah Hamzah.
KMS Kaltim juga kata Herdiansyah Hamzah menyatakan teror terhadap Novel Baswedan harus dimaknai sebagai rangkaian teror dan serangan yang tidak terpisahkan terhadap gerakan antikorupsi secara umum dan kepada KPK pada khususnya.
"Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat agar memberikan sokongan luas terhadap upaya pemberantasan korupsi terutama terhadap kasus-kasus besar yang melibatkan aktor elit politik yang saat ini sedang ditangani oleh KPK," kata Herdiansyah Hamzah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017