Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengkot Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Samarinda merasa keberatan dengan syarat minimal peserta prakualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-5 dan meminta aturan tersebut ditinjau ulang.

"Menurut rapat anggota tahunan KONI Kaltim, ketentuannya paling tidak satu kelas satu nomor itu pesertanya empat orang dari cabang. Tapi bagi gulat susah empat itu. Kan yang bisa full kelas cuma dua daerah saja, Samarinda dan Kukar. Balikpapan dan Kutim belum tentu bisa full, Jadi perlu ditinjau kembali," ungkap Wakil Ketua II PGSI Samarinda, Buyamin di Samarinda, Kamis.

Aturan batasan minimal peserta praporprov masih menjadi wacana di KONI Kaltim sebagai pengarah pelaksaan pekan olahraga yang akan digelar di kabupaten Kutai Timur pada tahun 2018.

Organisasi olahraga di Kaltim itu sempat mewacanakan persyaratan peserta Praporprov. Minimal tiap cabang olahraga memiliki empat pengurus cabang.

Harapannya, pada saat event olahraga di Kaltim tersebut digelar, maka tiap cabang olahraga akan mempertandingkan minimal empat peserta dari cabang-cabamg yang ada.

Buyamin mengatakan gulat bakal kesulitan memenuhi persyaratan tersebut. Pasalnya hanya tiga daerah yang siap menurunkan atletnya full di setiap kelas pertandingan.

Pihaknya menyarankan persyaratan Praporprov perlu ditinjau kembali untuk kebaikan pembinaan atlet. Buyamin mengusulkan minimal cabor memiliki 3 pengcab yang siap.

"Kalau saya usul ya minimal 3 Pengcab saja. Karena walaupun disebar atletnya, pasti tidak akan cukup," ucapnya.

Untuk keanggotaan Pengcab, dikatakan Buyamin sebenarnya Gulat tidak mengalami masalah.

Sejauh ini hanya satu daerah saja yang belum punya Pengcab, yaitu kabupaten baru, Mahakam Ulu.

"Kalau aturan tersebut dipaksakan maka beberapa Pengcab akan kesulitan menurunkan full atlet di setiap kelas yang dipertandingkan. Contohnya Berau, Kutai Barat, Penajam," ujarnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017