Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pangkalan Pendaratan Ikan atau PPI Selili di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menampung sebanyak 40 ton ikan per hari, guna melayani 10 pasar di daerah setempat dan pasar lain di sekitarnya dengan berbagai jenis ikan laut maupun ikan perairan umum.

"PPI Selili Samarinda berperan baik memenuhi ketersediaan ikan di 10 pasar di Samarinda, kemudian 20 persen di antaranya didistribusikan ke Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim Nur Sigit di Samarinda, Kamis.

Di PPI Selili ada sekitar 800 pengecer yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka membutuhkan ikan sebanyak 40 ton per hari atau mencapai 1.200 ton per bulan untuk didistribusikan ke pelanggan masing-masing.

Sigit mengatakan ikan yang didaratkan dan didistribusikan terdiri 44 jenis, yakni tujuh jenis ikan berkulit keras dan 33 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perairan laut.

Sedangkan 25 jenis ikan lainnya terdiri dari tiga jenis ikan berkulit keras dan 22 jenis ikan berkulit lunak untuk hasil perikanan dari perairan umum darat baik sungai, kolam, maupun tambak.

Di PPI Selili terdapat 27 kios ikan yang setiap harinya menerima pasokan berbagai jenis ikan laut maupun perairan umum. Ke-27 kios tersebut terdiri dari 15 kios untuk ikan laut dan 15 kios lainnya khusus untuk ikan perairan umum.

Mengingat peran PPI Selili yang begitu besar, lanjut Sigit, DKP Kaltim berencana meningkatkan kualitas pelayanannya dengan menambah sarana dan prasarana yang lebih memadai.

"PPI Selili yang merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di Kaltim tersebut dalam peningkatan sarana dan prasarananya berupa pembiayaan akan diambilkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017," ujarnya.

Apabila pengembangannya terwujud, diharapkan PPI Selili bisa menjadi PPI nomor satu secara nasional karena saat ini masih di peringkat tiga nasional di bawah PPI Aceh yang peringkat pertama dan PPI Gorontalo di peringkat dua dari 102 pangkalan di Indonesia.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017