Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak meninjau beberapa titik rawan banjir, longsor dan kebakaran di Ibukota Provinsi Kaltim, Samarinda. Hujan deras yang disertai angin kencang pada  Jumat malam membuat sejumlah jalan protokol terendam air.

Melihat kondisi tersebut, Gubernur Kaltim  Awang Faroek Ishak didampingi para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Kaltim dan jajaran Pemkot Samarinda. Peninjauan Gubernur ke sejumlah titik rawan banjir di Samarinda itu juga disertai Anggota DPRD Kaltim Edi Kurniawan.

Peninjauan dimulai dengan menyusuri Jalan Pangeran Antasari, kemudian dilanjutkan menuju bendungan pengendali banjir (Bendali) banjir di Jalan HM Ardans. Setelah itu, Gubernur Awang Faroek Ishak beserta rombongan menuju titik rawan banjir di Jalan DI Pandjaitan Lempake, Jalan Pemuda, Remaja, Kesejahteraan dan Merdeka.  Kemudian, rombongan Gubernur Awang Faroek Ishak meninjau lokasi bencana longsor di Jalan Lumba Lumba, Sungai Dama dan diakhiri peninjauan ke lokasi korban kebakaran Jalan Otto Iskandardinata Samarinda Sungai Dama.

Setelah peninjauan tersebut Gubernur Awang Faroek langsung melakukan rapat bersama para pimpinan OPD Pemprov Kaltim, Pemkot Samarinda dan masyarakat Samarinda yang tinggal di lokasi-lokasi rawan banjir.

Awang mengatakan, persoalan banjir tidak bisa diselesaikan sekaligus. Penanganan banjir harus dilakukan secara bertahap. Penanganan banjir juga bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, baik Pemprov Kaltim maupun Pemkot  Samarinda, tetapi semua pihak. Karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah secara gotong royong.

"Masalah banjir sudah sejak dari dulu. Karena itu, mari masyarakat Kaltim khsusunya warga Samarinda bersama Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda bergotong royong menyelesaikan permasalahn tersebut," kata Awang Faroek Ishak saat memimpin rapat yang dihadiri Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail.

Menurut Awang, sebagai komitmen Pemprov Kaltim untuk mendukung Pemkot Samarinda terkait masalah tersebut, maka diberikan anggaran mencapai Rp600 miliar pada 2012-2013. Menurut Awang, banjir terjadi hampir di semua negara, tidak terkecuali di Indonesia.

Meski demikian, Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda akan terus bekerja keras untuk mengurangi volume banjir di Samarinda. Gubernur sangat yakin, banjir sesungguhnya bisa diatasi asal masyarakat, lurah, camat, hingga walikota mau duduk bersama mencari solusi terbaik.

"Makanya selesai peninjauan saya langsung rapat untuk mendengarkan permasalahan dan langkah apa yang telah dilakukan Pemkot Samarinda. Begitu juga aspirasi masyarakat mengatasi banjir. Setelah ini saya akan berupaya mendapat bantuan pusat untuk meyelesaikan masalah banjir di Samarinda," janji Awang.

Sementara Wakil Walikota Samarinda Nusyirwan Ismail mengatakan untuk penyelesaian masalah banjir Pemkot Samarinda telah memiliki tiga cara, yang pertama normalisasi drainase.  Kedua normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan ketiga antisipasi titik rawan banjir di Jalan Antasari, DI Pandjaitan dan Wahid Hasyim. Nusyirwan juga sependapat pentingnya gotong royong untuk membersihkan drainase sehingga semua saluran terkoneksi dengan baik.

"Kami sangat bersyukur atas dukungan Pemprov Kaltim. Selanjutnya kami berharap penyelesaian ini dapat didukung semua pihak," harap Nusyirwan. (Humas Prov Kaltim/jay)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017