Jabar (ANTARA Kaltim) – Perwakilan BKKBN  Kaltim melakukan studi banding  atau belajar ke Desa Cisolok ,Kabupaten Suka Bumi Provinsi Jawa Barat  terkait  Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang sudah diterapkan  pada beberapa  sekolah SMP dan SMA di daerah itu.

"Tujuan studi banding  tentang  Sekolah Siaga Kependudukan untuk mengetahui  secara langsung bagaimana  cara pembentukan dan pelaksanaannya , oleh karena itu  kami  mengajak  dua Kepala sekolah dan  dua orang guru  untuk melihat langsung ,” kata Kasubid  Penetapan Parameter kependudukan BKKBN Kaltim," Aris Ananta.

Ia mengatakan  berdasarkan  informasi , bahwa SSK merupakan wadah  atau model  sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan  di sekolah  melalui beberapa mata pelajaran  dan diharapkan hal itu bisa diterapkan di sekolah-sekolah di Kaltim.
Adapun  tujuan dari  pemberian pemahaman  tentang  kependudukan  kepada para remaja  agar mereka memahami  dampak-dampak dari  banyak penduduk  atau  terjadinya  ledakan penduduk yang  tidak terkendali  menyebabkan masalah-masalah sosial.

Diakui  Aris meskipun di Kaltim penduduknya tidak sebanyak penduduk di pulau jawa, namun langkah antisipasi  terhadap bahaya ledakan penduduk perlu dilakukan dan harus dimulai dari sekarang, sehingga nantinya  mampu menciptakan penduduk yang berkualitas dan mampu berdaya saing.

Menurutnya berdasarkan  hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Jumlah penduduk di Provinsi Kaltim pada tahun 2015  lalu sudah mencapai 3,55 juta jiwa  dan diperkirakan akan terus meningkat  mencapai 4 juta jiwa.

Provinsi Kaltim  memiliki luas wilayah  127.267,52 kilometer persegi dengan asumsi 26 jiwa per kilometer persegi.  Sedangkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) saat ini mencapai 2,05 kemudian angka  kelahiran atau Total Fertility  Rate (TFR) mencapai 2,16 dengan angka prevelensi kesertaan ber KB (CPR) hanya  55,99 persen.

Sementara itu perseberan penduduk di Kaltim hingga kini belum  merata dan lebih banyak terkonsentrasi pada tiga daerah, yakni  di Kota Samarinda sekitar  23,78 persen, di  Balikpapan sekitar 18,06 persen  dan di Kabupaten Kutai Kartanegara sekitar 20,90  persen.

Sedangkan  sekitar 37,26 persen penduduk lainnya tersebar di tujuh kabupaten/kota lainnya, yakni di Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Kutai Timur, Berau, Mahakam Ulu, dan Kota Bontang.

"Saya  berharap dengan adanya Sekolah Siaga Kependudukan  dapat memberikan pemahaman kepada para remaja  masalah-masalah  kependudukan , sehingga  mereka  setidaknya  tidak melakukan perkawinan usia dini dan menjadi Generasi Berencana (Genre)," kata Aris Ananta.(*)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016