Bontang (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya saat melintas di ruas jalan Samarinda – Bontang dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke wilayah utara Kaltim, Rabu (30/11).

Gubernur mengakui, jalur ini memang pernah tidak   mulus, tapi sekarang sudah mulus.  Bahkan kemarin, perjalanan dari Samarinda ke Bontang  bisa ditempuh rombongan Gubernur dalam waktu kurang dari 2 jam.

Rasa puas juga terlihat ketika Gubernur dan rombongan berhenti di Gunung Menangis, tepatnya di Km 32  jalan poros Bontang – Samarinda. Gubernur nampak sangat puas melihat kemajuan kondisi jalan di Gunung Menangis yang sudah mulus dengan grade ketinggian yang sangat jauh berkurang, hingga kendaraan bisa dengan mudah  melewati tanjakan  dan kondisi rawan kecelakaan karena tingginya tanjakan, sama sekali tidak terlihat lagi.

"Tadi Saya sangat bahagia saat berhenti di Gunung Menangis. Kepada jajaran  Pekerjaan Umum pusat dan daerah serta kontraktor Saya ucapkan selamat, ini good job, good job. Karena itu, malam ini saya umumkan, namanya Saya ganti. Tidak ada lagi Gunung  Menangis, Saya ganti dengan Bukit Tersenyum, jadi Smiling Hill," kata Gubernur Awang Faroek Ishak disambut aplaus ratusan warga Bontang yang hadir pada Silaturahmi Gubernur Kaltim dengan Pemkot Bontang, Forkompinda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan perusahaan di Bontang, Rabu (30/11) malam.

Dulu kata Awang, tanjakan Gunung Menangis begitu ditakuti. Dia pun merasakan hal itu. Sepuluh tahun menjadi bupati Kutai Timur, hampir setiap bulan  tanjakan terjal  dan berbahaya itu, dilintasi. Tidak jarang dia meminta sopir menunggu di bawah tanjakan ketika ada truk pengangkut barang yang berada di tanjakan, karena was-was truk tidak  kuat menanjak dan mundur.

"Alhamdulillah, janji Saya sudah lunas. Janji saya untuk memperbaiki tanjakan terjal Gunung Menangis itu sudah terwujud. Dan sekali lagi, sekarang bukan lagi Gunung Menangis, tapi Bukit Tersenyum atau Smiling Hill," seru Awang kembali disambut aplaus warga Bontang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim HM Taufik Fauzi menjelaskan, sebelumnya kondisi jalan di Gunung Menangis tidak memenuhi standar jalan dengan grade tanjakan mencapai 21 persen dengan lebar  6 meter – 8 meter. Kondisinya parah dengan badan jalan longsor di sisi kanan dari arah Samarinda hingga mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan.

"Selama dua tahun (2015-2016), berhasil  diturunkan grade tanjakannya menjadi 13 persen dan perkerasan jalan rigid dengan lebar 11 meter – 14,5 meter. Selain itu juga telah dilakukan penanganan longsoran (dinding penahan tanah)," kata Taufik Fauzi.

Pada 2015 pekerjaan penurunan grade tanjakan Gunung Menangis ini dilakukan oleh PT. Byan Cahaya Perkasa dengan panjang efektif pekerjaan 1.020 meter dan nilai kontrak Rp17,2 miliar dengan perusahaan konsultan PT. Adiya Widyajasa.

Selanjutnya pada 2016 dengan panjang efektif 735 meter  dengan nilai kontrak Rp28,7 miliar dikerjakan oleh PT. Harlis Tata Tahta dengan konsultan PT. Wesitan Konsultan Pembangunan. Penanganan jalan berbahaya di Gunung Menangis tersebut dibiayai oleh APBN.

Selain meninjau pembangunan jalan di Gunung Menangis, Gubernur Awang Faroek juga meninjau pemeliharaan preventif jalan simpang tiga Lempake-simpang tiga Sambera-Santan-Bontang dan dalam Kota Bontang. Rehabilitasi mayor jalan simpang tiga Sambera-Santan, rekonstruksi jalan Santan-Bontang-Sangatta dan paket peningkatan struktur jalan Santan-Bontang.  (Humas Prov Kaltim/sul)
 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016