Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dua korban ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie, Minggu Sore.
Kedua korban bom Gereja Oikumene pada Minggu sekitar pukul 16.15 WITA terlihat keluar dari ruang IGD RSUD IA Moeis Samarinda Seberang, kemudian langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSUD AW Sjahranie Samarinda.
Kedua korban yang dirujuk akibat mengalami luka bakar cukup parah tersebut yakni, Intan Olivia Marbun (2,5) yang menderita luka bakar terparah serta Triniti Hutahaya (3), juga dengan luka bakar di hampir sekujur tubuh.
"Saat itu, kami bersalaman dengan pendeta dan sudah bersiap pulang. Tiba-tiba terdengar suara ledakan seperti petasan dan tak lama api langsung menyembur masuk ke dalam gereja disusul asap hitam langsung memenuhi seluruh ruangan gereja," ungkap salah seorang jemaat Gereja Oikumene, Mawarni.
Suasana semakin panik kata Mawarni ketika terdengar suara jeritan dari anak-anak yang menjadi korban ledakan tersebut.
Jemaat Gereja Oikumene lanjut ia, langsung berlarian menuju altar, menghindari semburan api dari luar gereja.
"Saat ledakan, kami sedang berada di depan pintu keluar dan tengah bersalaman dengan pendeta. Saat ledakan terjadi disusul semburan api, kami semua langsung panik dan berlarian ke belakang, menuju altar. Bahkan, ada beberapa jemaat yang terinjak karena situasinya memang sangat mencekam apalagi saat mendengar teriakan histeris dari anak-anak yang menjadi korban," katanya.
"Saat itu, saya tidak berfikir apa-apa dan hanya berupaya mencari anak saya. Semua orang berlarian dan saya terus berupaya mencari anak saya. Anak-anak itu terkena bom saat bermain di halaman, sambil menunggu orang tua mereka keluar dari gereja. Beruntung, anak saya berhasil selamat," kata Mawarni.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, terduga pelaku dengan ciri-ciri berammbut panjang, berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga Minggu petang menyebutkan, terduga pelaku berinisial JO alias MAK berusia 32 tahun tersebut tinggal di Jalan Cipto RT 04, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Samarinda Seberang.
Dari informasi itu, terduga pelaku pernah dihukum 3 tahun 6 bulan terkait kasus terorisme dan dinyatakan bebas bersyarat pada 28 Juli 2014.
Dari pantauan di rumah pelaku yang berjarak kurang satu kilometer dari lokasi ledakan, tiga perempuan satu diantaranya wanita paruh baya berada di dalam rumah yang diduga sebagai tempat terduga tinggal.
Rumah yang berada persis di pinggir Sungai Mahakam tersebut berjarak sekitar lima hingga tujuh meter dari Jalan Cipto Mangunkusumo.
"Tidak ada dan tidak benar orang yang diduga pelaku peledakan di gereja itu tinggal disini," kata seorang wanita paruh baya dari dalam rumah, diduga tempat tinggal terduga peledakan.
Di lokasi tersebut, polisi terlihat mengamankan satu orang pria, yang diduga sebagai saksi atas peledakan Gereja Oikumene tersebut.
Kapolda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin menyatakan, belum bisa memberikan keterangan terkait identitas pelaku karena masih dalam penyelidikan.
"Identitas pelaku belum bisa kami sampaikan sebab kami masih melakukan penyelidikan. Tapi yang pasti, peledakan Gereja Oikumene itu dilakukan teroris dan kami masih menyelidiki jaringannya," ujar Safaruddin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Kedua korban bom Gereja Oikumene pada Minggu sekitar pukul 16.15 WITA terlihat keluar dari ruang IGD RSUD IA Moeis Samarinda Seberang, kemudian langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSUD AW Sjahranie Samarinda.
Kedua korban yang dirujuk akibat mengalami luka bakar cukup parah tersebut yakni, Intan Olivia Marbun (2,5) yang menderita luka bakar terparah serta Triniti Hutahaya (3), juga dengan luka bakar di hampir sekujur tubuh.
"Saat itu, kami bersalaman dengan pendeta dan sudah bersiap pulang. Tiba-tiba terdengar suara ledakan seperti petasan dan tak lama api langsung menyembur masuk ke dalam gereja disusul asap hitam langsung memenuhi seluruh ruangan gereja," ungkap salah seorang jemaat Gereja Oikumene, Mawarni.
Suasana semakin panik kata Mawarni ketika terdengar suara jeritan dari anak-anak yang menjadi korban ledakan tersebut.
Jemaat Gereja Oikumene lanjut ia, langsung berlarian menuju altar, menghindari semburan api dari luar gereja.
"Saat ledakan, kami sedang berada di depan pintu keluar dan tengah bersalaman dengan pendeta. Saat ledakan terjadi disusul semburan api, kami semua langsung panik dan berlarian ke belakang, menuju altar. Bahkan, ada beberapa jemaat yang terinjak karena situasinya memang sangat mencekam apalagi saat mendengar teriakan histeris dari anak-anak yang menjadi korban," katanya.
"Saat itu, saya tidak berfikir apa-apa dan hanya berupaya mencari anak saya. Semua orang berlarian dan saya terus berupaya mencari anak saya. Anak-anak itu terkena bom saat bermain di halaman, sambil menunggu orang tua mereka keluar dari gereja. Beruntung, anak saya berhasil selamat," kata Mawarni.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, terduga pelaku dengan ciri-ciri berammbut panjang, berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga Minggu petang menyebutkan, terduga pelaku berinisial JO alias MAK berusia 32 tahun tersebut tinggal di Jalan Cipto RT 04, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Samarinda Seberang.
Dari informasi itu, terduga pelaku pernah dihukum 3 tahun 6 bulan terkait kasus terorisme dan dinyatakan bebas bersyarat pada 28 Juli 2014.
Dari pantauan di rumah pelaku yang berjarak kurang satu kilometer dari lokasi ledakan, tiga perempuan satu diantaranya wanita paruh baya berada di dalam rumah yang diduga sebagai tempat terduga tinggal.
Rumah yang berada persis di pinggir Sungai Mahakam tersebut berjarak sekitar lima hingga tujuh meter dari Jalan Cipto Mangunkusumo.
"Tidak ada dan tidak benar orang yang diduga pelaku peledakan di gereja itu tinggal disini," kata seorang wanita paruh baya dari dalam rumah, diduga tempat tinggal terduga peledakan.
Di lokasi tersebut, polisi terlihat mengamankan satu orang pria, yang diduga sebagai saksi atas peledakan Gereja Oikumene tersebut.
Kapolda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin menyatakan, belum bisa memberikan keterangan terkait identitas pelaku karena masih dalam penyelidikan.
"Identitas pelaku belum bisa kami sampaikan sebab kami masih melakukan penyelidikan. Tapi yang pasti, peledakan Gereja Oikumene itu dilakukan teroris dan kami masih menyelidiki jaringannya," ujar Safaruddin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016