Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pegulat putri Kalimantan Timur Dewi Ulfah akan mengakhiri kariernya sebagai atlet gulat setelah meraih medali emas PON XIX 2016 di Jawa Barat.

"Setelah PON tahun ini saya memang berniat mundur dari atlet, ya semuanya karena usia saya yang sudah mulai tua, kalau memang saya masih aktif di gulat paling hanya sebatas untuk melatih, " kata putri kelahiran Samarinda 13 April 1988 itu, Sabtu.

Dewi Ulfah berhasil mewujudkan impiannya dengan meraih gelar juara gulat gaya bebas putri kelas 55 kg, setelah dipartai final yang berlangsung di GOR Saparua Bandung berhasil menyudahi perlawanan pegulat tuan rumah Jawa Barat Shella Abdilalh dengan kemenangan mutlak 12-2.

Dia mengaku menyadari di usianya yang memasuki 28 tahun akan sangat sulit untuk bisa bersaing dengan para pegulat muda yang lebih punya tenaga dan kecepatan, apalagi pada PON empat tahun kedepan di Papua bakal ada pembatasan umur yakni maksimal 30 tahun.

"Kalau angan-angan sebenarnya berat untuk pensiun, apalagi cita-cita saya untuk bisa juara di even Internasional belum terwujud, tapi apa boleh buat umur saya sudah mulai tua, ya regenerasilah untuk pegulat muda supaya bisa muncul lebih baik lagi,"kata peraih perunggu SEA Games 2005 di Philipina itu.

Emas yang diraih Dewi merupakan emas ketiganya di ajang pentas olaharaga empat tahunan, pada PON sebelumnya putri pasangan alm Darmansyah dan Rubiyah ini juga menyabet gelar juara yakni di PON 2012 Riau dan PON 2008 di Kaltim dengan kelas dan nomor yang sama yakni bebas putri 55kg.

Dewi mengaku pentas olahraga empat tahunan yang berlangsung di" tanah legenda" ini merupakan even terberat yang dilaluinya, pasalnya selain persaingan untuk dikelasnya yang makin kompetitif, pertandingan juga sering kali diwarnai kericuhan oleh peserta, official, pelatih dan bahkan juga penonton akibat indikasi kecurangan wasit dan juri yang sering menguntungkan atlet tuan rumah Jawa Barat.

Namun demikian, tujuh bersaudara pegulat itu mengatakan lawan yang dianggapnya paling berat saat pertandingan PON XIX 2016 justru pegulat Jawa Timur.

" Dia punya power yang sangat kuat, terus terang di babak awal saya sempat kewalahan, namun dengan keyakinan dan motivasi dari saudara baik pelatih dan atlet, saya akhirnya bisa mengalahkan pegulat Jatim itu di babak semi final,"terang Dewi.

Baginya,kehadiran para saudaranya terutama kakak Rudiansyah, Badriansyah (pelatih), Ardiansyah (pegulat) dan Adiknya M Aliansyah ( pegulat) di arena pertandingan, menjadikan suntikan moril yang luar biasa saat pertandingan.

"Saya sempat menangis saat menerima pengalungan medali, terus terang saya sedih karna om saya alm Arbain ( mantan pegulat nasional) tidak ada di arena pertandingan, selama ini beliaulah yang paling memberikan semangat saya ketika bertanding,"tutur Dewi.

Prestasi emas yang diraih Dewi Ulfah di "tanah legenda" mendekatkan rejeki dihadapan mata akan bonus yang akan diberikan Pemerintah Provinsi Kaltim, senilai RP 250juta untuk peraih emas PON XIX 2016.

Ia mengatakan bonus tersebut rencananya akan dibuat untuk menjalani kehidupan barunya membangun keluarga, karena dia sudah merencanakan nikah pada tahun depan.

" Kalau bonus tahun 2008 saya pakai untuk memberangkatkan Ibu saya naik haji, bonus PON tahun 2012 saya pakai untuk beli rumah, dan tahun ini rencananya saya pakai untuk nikah dan membuka usaha dengan suami,"jelas Dewi Ulfah. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016