Bandung (ANTARA Kaltim) - Para petarung Kalimantan Timur gagal menyumbangkan medali emas pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 di Jawa Barat, setelah hingga pertandingan yang digelar Selasa, hanya mampu membawa pulang tiga medali perunggu.

Perolehan tiga medali perunggu tersebut merupakan prestasi terburuk bagi tim tarung derajat Kaltim di pentas olahraga nasional empat tahunan, karena dua kali PON sebelumnya selalu meraih medali emas.

Pada PON XVIII/2012 di Riau, para petarung Benua Etam masih menyumbang dua emas dan satu perunggu, demikian pula saat menjadi tuan rumah PON XVII/2008 bisa merebut dua emas.

Pada pertandingan semifinal yang berlangsung di GOR Pajajaran, Bandung, Selasa, tiga petarung masing-masing Ade Novya, Gamariah dan Siti Fajariah kalah dari lawan-lawannya, sehingga hanya kebagian medali perunggu.

Ketua Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Kaltim Muhammad Adam meminta maaf atas merosotnya prestasi atlet tarung derajat Kaltim di ajang PON 2016.

Menurut ia, seluruh atlet sudah berjuang optimal dan memberikan kemampuan terbaik selama pertandingan, sehingga tidak etis jika kegagalan itu dibebankan kepada mereka.

"Kegagalan ini bukan kesalahan atlet. Sebagai Ketua Kodrat Kaltim, saya yang bertanggung jawab atas hasil ini," ujar Adam.

Kodrat Kaltim menargetkan minimal bisa meraih satu medali emas pada PON 2016, terutama dari petarung andalannya Siti Fajariah yang selalu menyumbangkan medali emas pada dua edisi PON sebelumnya.

Selain itu, Kodrat Kaltim juga berharap Ade Novya dan Gamariah bisa memberikan kejutan, tetapi keduanya juga harus terhenti di babak semifinal.

"Kami tidak menginginkan kekalahan ini. Kerja keras di atas matras juga sudah kami tunjukkan, tapi nasib kami memang belum mujur," kata Siti Fajariah, yang awalnya berharap bisa mengakhiri karir di PON Jabar dengan "hattrick" medali emas. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016